Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gelar Ibadah Bersama di Eko Wisata Tlatar, 45 Mahasiswa Papua Soloraya Dipesan Makin Bersatu, Berbuat Positif dan Semangat Belajar

Para mahasiswa Papua yang tergabung dalam KOMPAS tampak sangat menikmati saat bersantai menyantap menu di Eko wisata Tlatar seusai ibadah bersama. Foto/Wardoyo

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam rangka memeringati HUT ke-168 Pelajaran Injil masuk di Papua, sebanyak 45 mahasiswa dan mahasiswi Papua di Soloraya menggelar ibadah bersama di Eko Wisata, Tlatar, Boyolali, Minggu (15/2/2023).

Agenda yang sekaligus untuk Pembekalan dan Pembubaran Panitia Makrab dan Mubes Kompas 2023 itu berlangsung khidmat dengan tema “Kasih Kritus menggerakkan Kemandirian Gereja, mewujudkan Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan”.

Acara dipimpin Moses Ferdinand Kamer (Ketua Umum Kompas (Komite Mahasiswa/i Papua Solo Raya) dimulai pukul 11.30 WIB sampai 17.00 WIB.

Kegiatan dihadiri Iwan selaku Pembina Kompas dan PBFC (Papua Bersaudara Football Club) Solo Raya, Staf pengurus Kompas Solo Raya, dan perwakilan organisasi kampus se-Soloraya.

Turut hadir pula Kasat Narkoba Boyolali mewakili Kapolres setempat. Kegiatan diawali dengan do’a syukur HUT ke 168 Pekabaran Injil masuk di Papua.

Lantas dilanjutkan dengan pembinaan pengurus Kompas disampaikan Kaka Iwan Sis.

Dalam penyampaiannya, Kaka Iwan mengatakan agar para mahasiswa belajar berorganisasi dengan baik dan benar.

Karena dengan berorganisasi banyak manfaat ke depan setelah selesai kuliah. Saat ini adalah kesempatan yang langka untuk mengembangkan diri dan pengalamannya yang sangat berharga bagi para mahasiswa asal Papua semua.

“Dengan kesibukan berorganisasi kita dapat dijauhkan dengan pemikiran-pemikiran yang negatif, yang dapat merugikan diri adik-adik semua,” paparnya.

Iwan menjelaskan Kompas adalah organisasi kepemudaan yang didalamnya terdiri dari adik-adik mahasiswa asal Papua semua tanpa pandang wilayah.

Menempatkan semua sama hak dan kewajiban dan selalu mengedepankan kegiatan-kegiatan positif.

Berbuat Lebih Positif

Menurutnya, sejarah terbentuknya Kompas bisa menyatukan semua adik-adik mahasiswa asal Papua yang ada di Soloraya untuk maju dan mengembangkan potensi semua adik-adik.

“Jangan takut salah dalam melangkah jika itu dinilai positif dan berguna bagi kita semua. Kompas didirikan dengan niatan yang sama yaitu untuk menyatukan mahasiswa asal Papua yang ada di Soloraya, dan dapat memberikan sesuatu hal yang positif baik bagi adik-adik mahasiswa asal Papua maupun bagi masyarakat di sekitar kita,” jelasnya.

Ditambahkan, selama ini organisasi Kompas sudah dikenal selalu melakukan hal positif dan bisa diterima masyarakat baik di bidang olahraga maupun kemasyarakatan.

Pembina KOMPAS dan PBFC, Kaka Iwan saat memberikan pesan untuk para mahasiswa mahasiswi. Foto/Wardoyo

Ia berharap semua lebih semangat untuk ke depan makin berbuat lebih banyak sesuatu yang positif sehingga Kompas akan semakin dikenal dan di perhitungkan keberadaannya.

“Mari kita dukung setiap program yang positif, mari kita saling membantu sesama pengurus Kompas. Jaga persatuan dan kesatuan kita, buat orang tua kita bangga dengan kegiatan-kegiatan adik-adik semua,” ujarnya.

“Hindari dan jauhkan adik-adik mahasiswa asal Papua dari ajakan maupun propaganda yang bersifat politik sesat. Ingat adik-adik semua berasal dari wilayah Indonesia yang paling ujung bagian timur. Namun bisa kita buktikan bahwa kita bisa maju dan berbuat terbaik buat negara Indonesia ini. Buat orangtua kita bangga dan buktikan kita semua sama dan bisa ikut andil membangun negara Indonesia,” imbuh Iwan.

Tetap Bersatu dan Menguatkan

Ketua umum KOMPAS, Moses Ferdinand Kamer mengatakan acara hari itu sengaja digelar untuk saling menguatkan satu sama yang lain untuk tetap bersatu membangun diri untuk belajar di Kota Solo.

Para mahasiswa Papua yang tergabung dalam KOMPAS tampak sangat menikmati saat bersantai menyantap menu di Eko wisata Tlatar seusai ibadah bersama. Foto/Wardoyo

Pihaknya sangat bersyukur karena dapat bersatu hati dalam merayakan masuknya Injil ke Tanah Papua.

“Mari kita membangun Kompas dan bekerjasama dengan baik dan menjalankan program kita dengan jelas,” tandasnya.

Jangan Siakan Kesempatan

Sementara, pesan HUT ke- 168 PI GKI di Tanah Papua oleh Pdt/Orang tua (Bapa adik-adik mahasiswa asal Papua Salatiga dan Solo Raya), Andi Ronsumbre bahwa HUT itu untuk mengenang masuknya dua orang misionaris ke tanah Papua untuk pertama kalinya adalah menyampaikan firman Tuhan.

Kitab Injil masuk ke tanah Papua pada abad ke 18 dan pertama kali di tanah Papua menjadi peristiwa penting yang menandai munculnya peradaban modern di tanah Papua.

“Seperti mahasiswa harus, kita hidup didalam anugerah Tuhan, tetapi seperti Yesus mahasiswa juga harus bertanggung jawab dan mengabdi kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan tak ada yang bisa dirubah untuk mensejahterakan masyarakat Papua selain para mahasiswa. Karenanya adik-adik mahasiswa di Soloraya diminta sungguh-sungguh dalam belajar.

Perjuangan sebagai mahasiswa merupakan tantangan dan jangan disia-siakan kesempatan yang baik tersebut.

“Sebagai mahasiswa yang tergabung dalam Kompas harus menjalankan program Kompas yang kreatif dan bertanggung jawab,” pungkasnya.

Kegiatan dilanjutkan pembubaran panitia Makrab dan panitia Mubes oleh Ketua Umum Kompas, Moses Ferdinand Kamer.

Kemudian acara santai para mahasiswa dan mahasiswi sampai pukul 17.00 WIB. Acara berlangsung khidmat dan semua terlihat sangat menikmati. Wardoyo

Exit mobile version