“Begitu tahu anaknya aman di kelas mereka bertanya-tanya,” kata dia.
Setelah serangan teror yang datang dengan waktu bersamaan, pihak sekolah meminta setiap wali kelas untuk memotret kegiatan kelas pada saat itu.
“Saya minta setiap wali kelas foto kegiatan kelas lalu share ke grup wali murid. Supaya semua aman, supaya yang sedang diteror tidak kenapa-kenapa,” terang dia.
“Banyak itu, sekitar 20 an. Itu kalau saya tidak minta fotokan kegiatan kelas mungkin masih ada yang diteror,” sambungnya.
Menurutnya, berdasarkan pengakuan salah seorang wali murid, orang tak dikenal yang menghubungi satu per satu orang tua siswa itu mengarah pada pemerasan dan penipuan.
“Arahnya ke penipuan dan pemerasan. Soalnya ada itu yang diminta, butuh biaya berobat. Saya bilang ke orang tua wali gak usah direken (gubris),” terang dia.
Setelah adanya informasi itu pihak sekolah kian melakukan upaya pencegahan dan edukasi kepada setiap wali murid.
“Saya langsung bikinkan surat edaran. Pokoknya jika ada apa-apa langsung konfirmasi sekolah. Sebelum orang tua belum sampai digerbang sekolah, siswa tidak saya izinkan keluar,” tegasnya.
Dia berharap para orang tua maupun guru di SDN Bhayangkara tetap tenang namun juga waspada.
“Karena modusnya itu ngaku salah satu guru di SDN Bhayangkara. Memang nama yang disebutkan saat di telepon itu ada di struktural kami,” tutupnya.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com