Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kasus Demam Keong, Begini Cara Mencegahnya

ilustrasi demam keong / tempo.co

 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Baru-baru ini, istilah demam keong mencuat di sejumlah pemberitaan. Dilansir dari Tempo.co, demam keong atau schistosomiasis adalah suatu gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh cacing.

Jenis cacing ini bukan cacing sembarangan, melainkan jenis cacing darah yang berbentuk pipih dan termasuk dalam genus schistosoma.

Kementerian Kesehatan mencatat, demam keong merupakan penyakit endemik yang menyerang 28 desa di Poso dan Sigi.

Sejak awal Februari 2023, diketahui adanya peningkatan kasus demam keong yang cukup signifikan di kedua daerah tersebut. Adapun, sejak tahun 2022 peningkatan kasus terdekteksi dari 0,22 persen menjadi 1,4 persen.

Mengutip publikasi Kemenkes Minta Masyarakat untuk Waspadai Sejumlah Penyakit Tropis ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2018, ditargetkan agar demam keong bisa dieliminasi, terutama dari 28 desa tersebut.

Meskipun demikian, demam keong ini perlu juga diwaspadai oleh mayarakat di luar kawasan Poso dan Pigi.

Dalam kasus schistosomiasis, cacing ditemukan dalam siput dan kemudian dilepaskan ke dalam air. Jika kulit manusia bersentuhan dengan air yang terkontaminasi, parasit dapat berpindah ke dalam tubuh dan hidup di sana selama bertahun-tahun.

Dikutip dari Cleveland Clinic bentuk parasit yang menginfeksi manusia setelah berkembang di dalam siput memiliki semacam kepala bercabang yang memungkinkannya menembus kulit.

Orang yang terinfeksi mengeluarkan air seni dan tinja yang mengandung telur ke dalam air tempat siput berada. Telur-telur tersebut berpindah ke siput dan siklus pun terus berlanjut. Anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi akan terinfeksi berulang kali.

Lebih lanjut, merujuk Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah schistosomiasis, terutama jika mengunjungi atau tinggal di daerah yang rawan penularan schistosomiasis.

 

Berikut ini adalah langkah-langkahnya.

 

  1. Hindari berenang atau mengarungi air tawar ketika berada di negara-negara dimana schistosomiasis terjadi. Berenanglah di laut atau kolam renang yang dirasa aman dan bersih.

 

  1. Minumlah air yang aman. Meskipun demam keong tidak ditularkan melalui menelan air yang telah terkontaminasi, jika mulut atau bibir bersentuhan dengan air yang mengandung parasit, maka besar kemungkinan seseorang akan terinfeksi. Karena air yang beras langsung dari kanal, danau, sungai, atau mata air dapat terkontaminasi dengan berbagai organisme menular.

 

  1. Jika ingin minum lebih baik rebuslah air hingga mendidih selama 1 menit atau menyaring air sebelum meminumnya. Mendidihkan air hingga mendidih selama setidaknya 1 menit akan membunuh parasit, bakteri, atau virus yang berbahaya sehingga dapat mengurangi risiko penularan penyakit.

 

  1. Air yang digunakan untuk mandi juga harus dididihkan selama 1 menit untuk membunuh bakteri atau virus, dan kemudian didinginkan sebelum digunakan untuk mandi agar tidak melepuh. Air yang disimpan dalam tangki penyimpanan setidaknya 1-2 hari seharusnya aman untuk mandi.

 

  1. Mengeringkan handuk dengan kuat setelah terkena air secara tidak sengaja dapat membantu mencegah patasit menembus kulit. Namun, jangan mengandalkan pengeringan handuk saja untuk mencegah penyakit demam keong.

 

Demikian beberapa langkah yang dapat diikuti untuk mencegah penularan infeksi demam keong. Semoga bermanfaat. Wahyu Fajar Lestari

 

Exit mobile version