JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Teh merupakan salah satu jenis minuman yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, baik itu dikonsumsi dalam keadaan hangat maupun dingin.
Teh juga mempunyai jenis yang cukup beragam, seperti teh hijau, teh hitam dan teh putih.
Dalam kehidupan, teh dipercaya mempunyai beragam manfaat bagi kesehatan. Namun, mengonsumsi teh secara berlebihan juga dapat membahayakan kesehatan, yakni dapat mengancam kesehatan mental dan mengganggu fungsi tubuh.
Dilansir dari Tempo.co mengutip dari International Journal of Environmental Research and Public Health, idealnya seseorang hanya disarankan mengonsumsi 1-2 cangkir teh setiap hari.
Biasanya, seseorang menerapkan konsumsi ideal tersebut pada pagi hari dan sore hari, masing-masing satu cangkir saja. Hal ini karena mengonsumsi teh melebihi 3-4 cangkir atau sekitar 710-950 mililiter per hari dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi tubuh manusia.
Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari mengonsumsi teh secara berlebihan.
- Meningkatkan kecemasan dan stres
Mengonsumsi teh secara berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia, seperti dapat menimbulkan kecemasan dan stress. Hal ini dapat terjadi karena daun teh secara alami mengandung kafein yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan munculnya perasaan cemas, stres, dan gelisah.
Perlu diketahui bahwa satu cangkir teh mengandung sekitar 11-61 miligram kafein, tergantung varietas dan bagaimana metode pembuatannya. Umumnya, teh hitam mengandung lebih banyak kafein daripada varietas hijau dan putih. Adapun, semakin lama seseorang menyeduh teh maka semakin tinggi pula kandungan kafeinnya.
- Mengurangi penyerapan zat besi
Teh adalah sumber yang kaya akan senyawa tanin. Senyawa ini dipercaya dapat mengikat zat besi dalam makanan tertentu sehingga membuatnya tidak bersedia untuk diserap dalam saluran pencernaan.
Kondisi ini dapat berpotensi membuat tubuh kekurangan zat besi. Padahal zat besi merupakan salah satu nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu, jika seseorang memiliki kadar zat besi yang rendah, asupan teh berlebihan justru dapat memperparah kondisi ini.
Terkait dengan hal tersebut, sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa minum teh setelah makan yang cenderung menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia merupakan hal yang sangat tidak dianjurkan.
Hal ini juga disebabkan oleh adanya senyawa tanin pada teh, juga adanya kandungan lain seperti asam nitrat dan polifenol yang dapat mengganggu penyerapan zat besi. Padahal tugas tubuh adalah mencerna dan menyerap manfaat dari makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut, dilansir dari PubMed.gov penelitian lain menunjukkan bahwa tanin teh lebih cenderung menghambat penyerapan zat besi dari sumber nabati dibandingkan dari makanan hewani. Dengan begitu, membatasi hingga maksimal 3 cangkir teh per hari merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar kadar zat besi seseorang tetap berada dalam skala yang aman, rentang aman bagi kebanyakan orang.
- Menggangu siklus tidur
Selaras dengan adanya kandungan kafein dalam teh, seringnya mengonsumsi minuman ini dapat menggangu siklus tidur. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin yang mengakibatkan kualitas tidur seseorang menjadi buruk.
Apa itu melatonin? Melatonin adalah suatu hormon yang bertugas memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya seseorang untuk tidur. Terlebih lagi, jika seseorang sudah berada dalam kondisi kurang tidur kronis, maka dapat meningkatkan risiko obesitas dan kontrol terhadap gula darahnya pun buruk.
Tak hanya itu, kurang tidur (insomnia) kemungkinan besar dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia, terutama kesehatan mental seperti kelelahan, gangguan memori, dan stres.
- Komplikasi kehamilan
Bagi ibu hamil, hendaknya juga berhati-hati dalam mengonsumsi teh, pahami batasannya. Pasalnya, kafein dalam teh dapat meningkatkan risiko komplikasi, seperti berat lahir bayi rendah bahkan bisa berpotensi menyebabkan keguguran.
Apalagi sampai saat ini, data tentang bahaya kafein selama kehamilan beragam dan masih belum ada kejelasan seberapa amankah mengonsumsi teh dengan kafein ketika hamil.
Namun, sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa risiko komplikasi tetap relatif rendah, jika seseorang bisa menjaga asupan kafein dalam teh selama satu hari di bawah 200 – 300 miligram.
- Mual
Melansir dari Heathline, senyawa tertentu dalam teh bisa menyebabkan seseorang menderita mual-mual, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau ketika perut dalam keadaan belum terisi apapun.
Tanin dalam daun teh bertanggung jawab atas rasa teh yang pahit dan kering. Dalam hal ini, senyawa tanin dapat mengiritasi jaringan pencernaan dan berpotensi menimbulkan gelaja tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut. Wahyu Fajar Lestari