Beranda Nasional Jogja Menengok Seluk-Beluk Terjadinya Aksi Klitih di Yogyakarta

Menengok Seluk-Beluk Terjadinya Aksi Klitih di Yogyakarta

ilustrasi aksi klitih
Ilustrasi aksi klitih / pixabay

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Aksi klitih kerap terjadi di Yogyakarta. Meski dikecam banyak orang aksi yang selalu mengejutkan ini sampai saat ini tetap terjadi.

Terakhir, aksi klitih yang mendapat perhatian banyak orang terjadi di nol kilometer Yogyakarta pada Rabu, 8 Februari 2023. Kelompok pemuda menggunakan celurit menyerang korbannya. Kejadian ini menambah daftar baru aksi klitih Jogja.

Lantas apa sebernarnya klitih itu?

Menilik klitih Jogja

1. Arti klitih

Secara harfiah, klitih berasal dari kata Bahasa Jawa. Klitih tak merujuk arti negatif. Kata klitih digunakan untuk mengungkapkan kegiatan keluyuran atau mencari angin. Namun, pemaknaan klitih sekarang diartikan sebagai aksi kekerasan jalanan. Pelaku menggunakan benda-benda tajam untuk menyerang korban.

Klitih itu sebenarnya adalah kegiatan mengisi waktu luang secara positif, tetapi ketika diadopsi oleh remaja, mereka menggeser mana kata tersebut,” ucap pakar sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada atau UGM, Soeprapto, pada 15 Januari 2020.

Baca Juga :  Hujan Deras Picu Tanah Longsor di Kulonprogo, Jalur Bedah Menoreh di Kokap Terganggu

2. Penyebab munculnya aksi klitih

Pada 2007, Wali Kota Yogyakarta saat itu, Herry Zudianto, melayangkan instruksi kepada sekolah-sekolah. Apabila ada pelajar yang terlibat tawuran akan dikeluarkan. Menurut Soeprapto, alih-alih meredam aksi, instruksi tersebut justru membatasi ruang gerak pelajar untuk mencari musuh.

Untuk menghindarkan tawuran, mereka lantas mencari korban secara acak di jalanan. “Lantaran dilarang tawuran, geng-geng itu kemudian justru berkeliling di jalanan kota secara acak untuk mencari musuh,” kata Soeprapto.

3. Motif klitih

Menurut Soeprapto, aksi klitih tidak hanya karena faktor balas dendam. Tapi, bergeser usaha mencari musuh untuk menunjukkan eksistensi. Seorang anggota geng akan diakui keanggotaannya setelah berhasil melukai korban. Demi eksistensi itu mereka tega menyerang untuk melukai korban.

“Korban yang menjadi target klitih tidak bisa diidentifikasi karena bersifat random alias siapa saja dapat menjadi korban,”kata Soeprapto.

4. Pengakuan

Laporan penelitian Tinjauan Kriminologis terhadap Kejahatan yang Dilakukan oleh Pelaku Aksi Klitih menjelaskan, penyebab utama aksi klitih adanya rasa butuh pengakuan akan eksistensi, jati diri, maupun gengsi. Biasanya dilakukan remaja yang secara psikologis mengalami krisis identitas. Dalam fase mencari jati diri ini, remaja mengalami sistem kontrol diri yang lemah. Akibatnya, tidak bisa membedakan perilakunya itu.

Baca Juga :  Pekerja di Jogja Mengeluh! UMK Yogya Naik 6,5 Persen, Tapi Harga Melambung Karena PPN Naik Jadi 12 Persen

www.tempo.co