SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meski sudah dilarang dan terus dipatroli, kompleks lokalisasi terselubung di Pasar Mbah Gajah Gondang, Sragen ternyata diam-diam dilaporkan bangkit lagi.
Bahkan, kini malah berdiri dua room karaoke nyepit-nyepit di kompleks tersebut.
Fakta itu disampaikan Kades Gondang, Warsito. Saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM , ia menyampaikan dari laporan dan pantauannya, praktik prostitusi terselubung di kompleks Mbah Gajah ternyata masih ada.
Padahal, sudah tak terhitung kali imbauan dan larangan untuk praktik esek-esek dilontarkan kepada pemilik warung di kompleks pasar tersebut.
Pihaknya juga mengaku kewalahan karena praktik mereka sembunyi-sembunyi dan tidak vulgar seperti sebelumnya.
“Ternyata masih ada (prostitusi). Ya masih sama, terselubung di warung-warung gitu. Wong lokasinya itu sederhana. Amben (ranjang) biasa dan ember saja. Sangat nggak layak. Sebenarnya imbauan dan larangan juga sudah terus kami sampaikan, tapi tetap saja ada yang nekat,” paparnya.
Riwayat Mbah Gajah
Ia menyebut keberadaan praktik esek-esek terselubung di Mbah Gajah sebenarnya sudah hampir puluhan tahun ada.
Meski sudah sering dirazia dan diperingatkan, faktanya praktik itu seolah tak ada matinya.
“Sejak saya belum lahir, itu sudah ada. Dari dulu ya seperti itu. Cuma warung kopi biasa, di dalamnya ada perempuannya gitu,” ucapnya.
Warsito menguraikan memang tidak banyak wanita penjaja syahwat yang beroperasi.
Mereka biasanya nyamar sebagai pelayan di warung kopi yang ada di kompleks tersebut.
“Usianya pun juga nggak muda. Kami juga sampai kewalahan. Karena tidak punya kewenangan menertibkan. Yang punya Satpol PP,” ujarnya.
Dijelaskan, riwayat Mbah Gajah memang sudah ada sejak puluhan tahun bahkan ratusan tahun sebelum dirinya lahir.
Meski sudah berulangkali ditertibkan, diam-diam praktik serupa terus bangkit lagi. Kades mengaku sudah berkoordinasi dengan camat dan memberikan imbauan maupun peringatan.
Karaoke Nyepit
Sementara tak hanya praktik esek-esek, belakangan justru muncul karaoke ilegal di warung kompleks itu.
Kades menyebut ada 2 karaoke yang berdiri memanfaatkan warung kecil yang dipermak dengan peralatan karaoke seadanya.
“Kayaknya juga ada LC-nya. Wong itu kayaknya hanya warung kecil nyepit-nyepit dikasih perangkat sound gitu. Sebenarnya nggak kayak, tapi kok ya nekat buka,” urainya.
Terkait hal itu, pihak desa sudah mewacanakan akan melakukan revitalisasi pasar Mbah Gajah menjadi Pasar Unggas dan Pasar Pagi. Wacana itu kini tengah disoundingkan dengan beberapa pihak.
Langkah itu dilakukan demi menghilangkan praktik prostitusi terselubung yang faktanya seolah tak pernah mau mati. Wardoyo