Beranda Nasional Jogja Tanah Retak Hebohkan Warga Ngawen, Akses Jalan Terganggu, Sebagian Warga Terpaksa Mengungsi

Tanah Retak Hebohkan Warga Ngawen, Akses Jalan Terganggu, Sebagian Warga Terpaksa Mengungsi

Kondisi jalan yang retak akibat guyuran hujan pada Sabtu (11/1/2023) malam, di Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul / tribunnews

GUNUNGKIDUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebagian warga di Padukuhan Kaliwuluh, Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul heboh dan terpaksa harus mengungsi.

Hal itu terjadi akibat heboh yang dipicu oleh fenomena tanah retak, sehingga akses jalan yang membujur di sepanjang perbukitan itu  lumpuh.

Kapolsek Ngawen, AKP Harjiyanto mengatakan, peristiwa tersebut dilaporkan pada Sabtu (11/2/2023) malam.

“Bagian yang retak adalah akses jalan setempat, talut di pinggirnya juga longsor,” jelasnya, dihubungi pada Minggu (12/2/2023).

Menurut Harjiyanto, jalan tersebut kini ditutup demi keamanan berdasarkan kesepakatan. Akses warga sementara waktu dialihkan lewat jalan di sisi utara.

Tanah retak itu pun mengancam sejumlah rumah warga di dekatnya. Warga diimbau untuk waspada mengantisipasi terjadinya retakan hingga longsor susulan.

“Warga sebaiknya mencari tempat yang lebih aman dan tidak melewati jalan tersebut sementara waktu,” kata Harjiyanto.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sumadi mengatakan, fenomena tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi.

Hujan berlangsung cukup lama dan membuat tanah tak mampu menahan beban hingga terjadilah retakan dan talut longsor.

“Setidaknya ada lima kepala keluarga (KK) yang terancam,” ungkapnya.

Keretakan terjadi pada jalan penghubung Jurangjero, Ngawen ke Wonosari. Jalan itu pun otomatis menjadi rawan untuk dilewati.

Sumadi belum bisa memastikan berapa nilai kerugian akibat kejadian itu. Meski demikian, upaya penanganan hingga saat ini masih terus dilakukan.

Baca Juga :  Merasa Tertipu, Puluhan Pedagang Pasar Sambilegi Gugat BMT BUS di PA Sleman

“Hari ini (kemarin) dilakukan kerja bakti untuk menangani tanah retak dan talut longsor di sana,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, hujan deras juga mengguyur Gunungkidul sepanjang hari pada Minggu (12/2/2023) kemarin dan memicu munculnya serentetan kejadian bencana.

Sumadi melaporkan setidaknya ada 10 titik wilayah terdampak, terutama di Wonosari dan Playen. Antara lain pohon tumbang di empat titik dan 6 rumah warga di Bleberan dan Plembutan, Playen, rusak.

Hujan deras dalam durasi lama juga memicu banjir genangan di berbagai lokasi, termasuk di ruas Jalan Yogya-Wonosari wilayah Bandung, Playen.

“Genangan air juga masuk hingga ke gedung RS Nur Rohmah serta rumah ibadah,” ungkap Sumadi.

Air yang menggenang RS Nur Rohmah sempat setinggi mata kaki orang dewasa. Pihak RS lalu memindahkan pasien di lantai dasar ke lantai di atasnya.

Sumadi menyatakan, genangan air saat ini sudah surut dan lokasi terdampak juga sudah dibersihkan. Wilayah yang terjadi pohon tumbang pun sudah tertangani.

“Tinggal kerusakan rumah di Bleberan dan Plembutan yang saat ini dalam penanganan,” jelasnya.

 

Gelombang tinggi

Sementara itu, gelombang laut setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi pada 12-14 Februari ini di perairan selatan, termasuk di wilayah DIY.

Prakirawan Stasiun Tunggul Wulung Cilacap, Adnan Dendy mengatakan, berdasarkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Baca Juga :  Gugat PT KAI, Keraton Yogyakarta Tuntut Ganti Rugi Hanya Rp 1.000

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Samudra Hindia selatan Banten dan Laut Arafuru,” katanya melalui keterangan resmi.

Berdasarkan hal tersebut, potensi gelombang yang masuk dalam kategori tinggi akan terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, dan Pangandaran.

Juga, Samudera Hindia Selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Sukabumi, Cianjur, Garut Tasikmalaya, dan Pangandaran.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” pesannya.

www.tribunnews.com