Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Camilan Anti Mainstream buat Berbuka dan Lebaran, Cobain nih Keripik Pelepah Pisang

Keripik pelepah pisang karya Sari Noviatsih. Dok. Mamuma

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Kalau disebutkan nama keripik pelepah pisang sebagai camilan berbuka atau pengisi meja tamu Lebaran, apa yang anda bayangkan?

Jelas keripik pelepah pisang termasuk camilan anti mainstream. Pasalnya beda dengan kudapan yang itu itu saja.

Namun beneran loh, keripik pelepah pisang bisa buat cemilan berbuka maupun disajikan untuk tamu saat Lebaran.

Kalau bingung membuatnya apalagi belum pernah melihat dan mencicipinya, tenang saja ada loh produsen sekaligus penjual keripik pelepah pisang.

Kuliner unik ini merupakan hasil kreasi dari Sari Noviatsih, warga Dusun Batu Tengah RT 1 RW 10 Desa Baturetno Kecamatan Baturetno Wonogiri. Ya, sosok satu ini merupakan owner dari Mamuma Group.

Bahan baku keripik pelepah pisang, adalah pelepah atau tangkai daun pisang. Sebagaimana diketahui biasanya pelepah pisang hanya teronggok di tumpukan sampah, atau paling banter buat mainan bocah.

Keripik pelepah pisang ini terasa gurih di lidah, bertekstur serat mudah patah. Digigitpun, langsung renyah kremes.

Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , beberapa waktu lalu Novi-sapaan akrabnya-menyebutkan, proses pengolahan dari bahan mentah ke bahan jadi keripik sangat ribet. Pasalnya harus bergelut dengan getah yang bikin tangan gatal. Sempat beberapa kali gagal, namun akhirnya berhasil juga.

“Proses dari bahan mentah pelepah ke bahan setengah jadi sebelum dibuat keripik membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Perlu waktu agar getahnya benar-benar hilang,” ujar Novi.

Bahan tambahan keripik pelepah pisang adalah tepung terigu. Tujuannya membantu supaya kremes dan tidak mudah lembek. Setelah dicampur bumbu tanpa penyedap atau micin, lantas tinggal menggorengnya. Tidak lupa dimasukkan mesin spinner agar benar benar kering tanpa minyak alias tidak nglengo.

“Kalau mau disimpan, wadahnya harus selalu tertutup rapat agar tidak mudah melempem,” jelas Novi..

Baru beberapa tahun lalu dia membuat keripik pelepah pisang. Mengenai pemasaran, paling banyak secara online. Tapi ada juga saat menjelang Lebaran, konsumen datang ke workshop yang menjadi satu dengan kediamannya.

“Sebelumnya saya juga membuat dendeng jantung pisang, keripik kulit kentang dan singkong, mie keremes pepaya, dan makanan unik lain. Usaha saya sudah mengantongi PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga),” tutur Novi.

Mba Novi, terkenal sukses menyulap bahan ‘sampah’ yang biasanya tidak dimanfaatkan, menjadi aneka kuliner maknyus menggugah selera. Ada-ada saja kreasi dari tangan cekatannya yang hampir semuanya sukses bikin publik melongo.

Misalnya keripik pelepah pisang yang benar-benar dibuat dari pelepah pisang. Di tangannya, pelepah pisang dibuat keripik yang gurih bertekstur serat mudah patah. Digigitpun, langsung terasa renyah kremes. Kendati untuk menciptakannya perlu perjuangan cukup lama.

Atau dendeng jantung pisang. Ini juga terbuat dari jantung pisang betulan. Atau kulit buah naga, keripik kulit singkong, dan sejenisnya.

“Kalau produk intinya ada 50an jenis. Tapi jika ditambah produk pesanan lainnya, bisa 100 lebih,” ujar Novi.

Produk yang menjadi andalan di antaranya dendeng jantung pisang, keripik bunga pisang, keripik pelepah pisang, keripik bawang bombay, burger gendar, dan lainnya. Ada juga mie kremes dari pepaya, dan banyak lagi.

Untuk pemasaran ada yang secara langsung alias offline. Namun banyak juga yang memesan secara online. Jaringan reseller hingga kini sudah menyebar di tanah air.

Untuk diketahui, Sari Noviatsih mahir mengolah makanan dari kulit pisang, kulit singkong, daun beluntas, kulit mentimun, maupun bunga pisang, dan bahan lainnya. Bahan baku yang dipakai murni lokal dan tidak menggunakan bahan pengawet. Dia mengandalkan teknik memasak bahan baku dicampur aneka bumbu hingga menghasilkan rasa yang pas. Ada sejumlah produk hasil karyanya. Seperti aneka abon, dendeng, aneka manisan, dan aneka sambal, keripik unik, dan aneka stik. Aris Arianto

Exit mobile version