JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Dianggap Monopoli, Puluhan PKL Zona Pelajar Protes Terhadap Penutupan Gerbang SMAN 1 Karanganyar

Wujud protes PKL zona SMAN 1 Karanganyar soal penutupan gerbang / Foto: Beni
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARMNEWS.COM -Puluhan Pedagang Kami Lima (PKL) yang biasa mangkal di kawasan sekolahan memprotes kebijakan SMAN 1 Karanganyar yang menutup gerbang akses keluar siswa untuk beli jajan keluar.

Selain itu puluhan pedagang menuding SMAN 1 Karanganyar melakukan monopoli dengan cara memperbanyak kios kantin yang didatangkan dari luar sekian untuk berjualan di dalam SMAN 1.

Koordinator PKL zona belajar kawasan SMAN 1 Karanganyar, Agus Pajajaran (48) mengatakan sudah sejak tiga bulan ini semenjak pergantian kepala sekolah baru pihak SMAN menerapkan kebijakan penutupan gerbang sekolah sehingga siswa tidak bisa lagi jajan keluar jika waktu istirahat.
Tak pelak para PKL yang biasa mangkal di gerbang belakang tidak mendapatkan rezeki karena tidak ada siswa yang beli seperti biasanya.

“Iya sebagai ungkapan kekecewaan berat para PKL, kami menulis bernada protes dengan cat disebuah seng dekat gerbang SMAN 1 Karanganyar disaksikan puluhan PKL yang terdampak,” ungkap Agus Pajajaran disela menulis bernada protes tersebut.

Tujuan penulisan diseng dekat gerbang SMAN 1 Karanganyar adalah agar pihak sekolah membebaskan lagi waktu istirahat siswa pada jajan diluar.

“Solusinya ya buka gerbang belakang karena ini bicara kearifan lokal yang mana puluhan PKL menggantungkan hidupnya dari jualan tersebut yang selama ini selalu ramai di pembeli dari siswa,” tandas Agus Pajajaran.

Selain itu para PKL menyayangkan adanya monopoli sepihak yang mana sekolahan membuka dan menambah kantin-kantin baru didalam sekolah.

Sedangkan yang berjualan itu murni didatangkan dari luar sementara tidak melibatkan warga sekitar yang bersentuhan langsung.

“Sekarang ini didalam sekolah ada sekitar 5 kantin batu dari pendatang dan siswa dipaksa jajan didalam tidak boleh keluar karena gerbang ditutup,” jelas Agus Pajajaran.

Meskipun diakui Agus, sesekali gerbang belakang dibuka tapi diawasi ketat setiap ada siswa yang hendak keluar gerbang.

Bahkan sekolah membatasi waktu hanya 10 menit jika ada siswa yang nekad keluar. Adapun waktu istirahat selama 25 menit.

“Kalaupun siswa keluar hanya 10 menit kan tidak mungkin beli makan karena antre dan waktu mepet sehingga sama juga bohong PKL tetap tidak laku,” pungkas Agus Pajajaran.

Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com