Beranda Daerah Solo Dispersip Kota Solo Gelar Sosialisasi Penyelamatan Arsip, Antisipasi Bencana

Dispersip Kota Solo Gelar Sosialisasi Penyelamatan Arsip, Antisipasi Bencana

Wakil Walikota Surakarta Teguh Prakosa saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Penyelamatan Arsip Antisipasi Terjadinya Bencana / Foto: Suhamdani

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa mengatakan wilayah Solo Raya pada intinya memiliki tingkat kerentanan terhadap bencana alam.
Ia mencontohkan, daerah Solo, Sukoharjo dan Wonogiri rentan terhadap bencana banjir dari Sungai Bengawan Solo maupun anak-anak sungainya apabila hujan deras berlangsung lama.
Untuk diketahui, pertengahan Februari 2023 kemarin, banjir juga terjadi di Solo sebagai akibat luapan Bengawan Solo, yang ditambah dengan pembukaan pintu air dari Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri.
“Sementara itu Klaten dan Boyolali rentan terhadap bencana erupsi Gunung Merapi,” paparnya.
Karena itulah, melihat dari latar belakang tersebut, Teguh menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk menjaga arsip dengan baik.  Baik itu sebelum bencana terjadi, saat bencana maupun pasca bencana terjadi.
“Kalau ini sudah menjadi komitmen dari pusat, tentu rekan-rekan di daerah siap melaksanakannya. Tentu ini semua harus didukung dengan konsistensi,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Penyelamatan Arsip Antisipasi Terjadinya Bencana, di aula kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Solo, Kamis (9/3/2023).
Di depan peserta yang terdiri dari perwakilan kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten dan Kota se-Solo Raya itu, Teguh Prakosa mengingatkan konsekuensi dari komitmen penyelamatan Arsip tersebut terus dijaga.
“Artinya, kalaupun harus ganti pimpinan, komitmen penyelamatan arsip ini harus terus terus dijaga,” pesannya.
Pada bagian lain, Teguh Prakosa mendorong semangat para personel yang bekerja di Dispersip. Ia meminta untuk mengesampingkan anggapan-anggapan minor yang menganggap Dispersip merupakan kantor bagi pegawai yang aras-arasen (malas-malasan-red).
Teguh juga menepis anggapan bahwa kantor Dispersip merupakan buangan dari dinas-dinas lainnya. Justru di era digital ini, peran perpustakaan dan kearsipan menjadi  sangat penting.
“Karena itu saya berharap Dispersip dan OPD jangan hanya menunggu. Buat kegiatan yang positif sesuai perannya, karena tiap tahun anggaran selalu ada. Saya berharap sejarah Solo Raya tidak hanya berupa dongengan lisan, tapi lengkap didukung dengan data-data administrasi yang valid,” ujarnya.
Di luar itu, Teguh Prakosa juga meminta untuk membuang anggapan bahwa Dispersip merupakan tempat yang garing atau kering. Baginya, tidak ada istilah dinas yang kering atau basah, karena semuanya memiliki peran yang sama pentingnya meski dalam wujud yang berbeda-beda.
“Kalau mau yang basah yang ke Pengging sana,” ujarnya disambut tawa hadirin.
Ia mengatakan, akan banyak inovasi yang dilakukan oleh Pusat, sebagaimana yang dilakukan melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam kegiatan tersebut.
Acara dilanjutkan dengan paparan materi seputar kearsipan oleh Direktur Preservasi Arsip Nasional RI, Drs Agus Santoso Mhum. Dalam paparannya, ia mengatakan pentingnya mengkombinasi arsip foto dan tertulis sebagai penanda sebuah peristiwa.

Baca Juga :  PSSI Pecat Shin Tae Yong, Begini Respons Jokowi, Mengaku Sudah Tahu Penggantinya

Meski demikian, tidak selamanya arsip harus berupa foto dan naskah.  Tidak semua peristiwa perlu diceritakan secara naratif, namun foto tetap penting untuk mewakili sebuah peristiwa.

“Sekarang di era digital banyak beredar informasi dan foto-foto yang ternyata hoax. Di sinilah peran kita penting untuk menyajikan data dan kearsipan yang otentik sesuai faktanya,” ujar Agus. Suhamdani