SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Saka Energi Muriah Limited (SEML) selaku anak perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, melakukan pengembangan urban farming dengan memanfaatkan bantaran Kali Tenggang di Kelurahan Tambakrejo, Kota Semarang. Upaya ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Dalam pelaksanaannya PGN Saka menggandeng LPPM Universitas Negeri Semarang (UNNES) dan Pemkot Semarang. Kolaborasi antar pihak tersebut menjadi upaya konkrit dalam penyediaan sumber pangan alternatif di Kota Semarang.
Salah satu rangkaian kolaborasi ini dilakukan dengan penyerahan tanaman serai secara simbolis oleh Hernowo Budi Luhur, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang kepada Sukiswo, Lurah Tambakrejo pada Jumat (03/03/2023).
Melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), SEML bersama LPPM UNNES turut melakukan pelatihan pembuatan pupuk, pendampingan program serta memfasilitasi infrastruktur penunjang urban farming berupa kolam lele, penataan taman dan green house yang dikelola oleh Kelompok Tani Tambakrejo.
Sedangkan Pemkot Semarang melalui PPL Dinas Pertanian memberikan fasilitasi bibit hingga pendampingan untuk pembibitan sayuran. Perwakilan SKK Migas pun turut hadir dalam acara ini.
Dalam sambutannya, Erry Affandi selaku Stakeholders Relations Manager SEML menyampaikan apresiasi terhadap semua pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan urban farming di Taman Pancasila sekaligus menjelaskan bahwa melalui program PPM menjadi bentuk peran aktif perusahaan dalam membangun bangsa. “SEML selalu berkolaborasi dengan aktor-aktor lokal agar program yang dijalankan tidak tumpang tindih, saling mengisi dan melengkapi satu sama lain”, tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dimas Pear, perwakilan SKK Migas Jabanusa mengenai kolaborasi yang dilakukan semoga dapat terus memberi manfaat terhadap masyarakat atas hadirnya perusahaan dalam bentuk program PPM yang dijalankan selama ini.
Menurutnya, kolaborasi dalam memanfaatkan lahan kosong dibantaran sungai menjadi lahan pertanian urban farming dapat membantu masyarakat menyediakan sumber pangan alternatif, meskipun dalam skala kecil.
“Alih-alih menjadi bangunan kumuh, lahan bantaran kali dapat menjadi lahan sumber pangan sekaligus sarana silaturahmi masyarakat”, jelasnya.
Kerja sama antar pihak menjadi kunci dalam pemenuhan sumber pangan alternatif bagi masyarakat Tambakrejo. Prof Nana Kariada, perwakilan LPPM UNNES menambahkan bahwa implementasi kolaborasi pentahelix yang dilakukan di Taman Pancasila, Kelurahan Tambakrejo dapat membantu meningkatkan keberhasilan program urban farming, “Semua pihak mengambil peran masing-masing, baik private sector, perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, dan media” pungkasnya.
Hernowo Budi Luhur, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang menyambut positif kolaborasi yang dilakukan mewujudkan ketahanan pangan masyarakat perkotaan yang secara langsung dapat membantu menekan angka inflasi di Kota Semarang.
“Dengan adanya sumber-sumber pangan alternatif seperti ini, jadi tidak ada panic buying dimasyarakat sehingga dapat menekan angka inflasi”, tambahnya.
Menurutnya, kolaborasi ini dapat mendukung serta mensukseskan program pemerintah dalam penyediaan pangan alternatif untuk menekan inflasi.
Sejak awal tahun 2023 Pemerintah Kota Semarang mengusung inovasi serta merilis program penyediaan pangan alternatif bagi masyarakat seperti Food Startup Challenge, Urban Farming Corner, Rumah Gizi Pelangi Nusantara, dan Sekolah Berkebun. Program yang telah dicanangkan melalui RKP 2023 ini diikuti berbagai instansi pemerintahan hingga sekolah negeri di seluruh Kota Semarang.*