Beranda Daerah Solo Rektor UNS Jamal Wiwoho Terima Penghargaan Tokoh Inspiratif Bidang Inovasi Pendidikan dari...

Rektor UNS Jamal Wiwoho Terima Penghargaan Tokoh Inspiratif Bidang Inovasi Pendidikan dari PWI Surakarta

Wakil Rektor UNS, Prof Kuncoro Diharjo mewakili Rektor Prof Dr Jamal Wiwoho menerima penghargaan dari PWI Surakarta. Foto : Dok

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Jamal Wiwoho menerima penghargaan sebagai Tokoh Inspiratif di bidang Inovasi Pendidikan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta.
Penghargaan diberikan dalam rangkaian perayaan Hari Pers Nasional (HPN), pada Pentas Kethoprak yang digelar di Auditorium Sarsito Mangoenkoesoemo Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta, Selasa malam (28/2/2023). Pentas yang mengangkat lakon “Panji Ngengleng” itu dimainkan para wartawan, pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat.
Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho seyogyanya juga turut bermain dalam pentas kethoprak tersebut, namun lantaran beberapa jam menjelang pentas, istrinya terjatuh dan harus dilarikan ke rumah sakit maka Prof Jamal batal bermain.
Menjelang maghrib, Jamal Wiwoho mengirim pesan WA kepada panitia memberitahukan istrinya terjatuh dan harus dibawa ke rumah sakit. Penghargaan diterima oleh Wakil Rektor Prof Dr Kuncoro Diharjo mewakili Rektor dan diserahkan oleh Begog D Winarso (Ketua Dewan Penasehat PWI Surakarta) dan Ichwan Dardiri (Anggota Dewan Penasehat PWI Surakarta).
Anas Syahirul, Ketua PWI Surakarta menyampaikan, sosok Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho layak mendapatkan penghargaan dari PWI Surakarta sebagai Tokoh Insipiratif. Banyak inovasi di bidang pendidikan ketika memimpin UNS selama ini. Baik dalam bentuk penciptaan program-program unggulan untuk proses pembelajaran hingga inovasi pendukung infrastruktur perguruan tinggi. “Puncaknya adalah ketika di bawah Pak Jamal, UNS bisa mewujudkan diri sebagai lembaga perguruan tinggi BHMN,” ungkap Anas.

Baca Juga :  Carut Marut Pembahasan RAPBD Solo 2025, Fraksi PSI Targetkan Lobi Politik Selesai Pekan Ini


Sementara itu, dalam pementasan kethoprak itu Jamal Wiwoho harusnya memerankan tokoh Prabu Jaya Lengkara. Ia bertugas sebagai penasehat raja dalam mengambil keputusan dan kebijakan Raja Kedhiri, Prabu Lembu Hamijaya . Jamal Wiwoho juga sempat melakukan latihan bersama tokoh-tokoh lainnya seperti Eva Yuliana (Anggota DPR RI), FX. Hadi Rudyatmo (Mantan Walikota Solo), Kol Anan Nurakhman (Danrem Surakarta), Letkol Devy Kristiono (Dandim Surakarta), Kombes Pol Iwan Saktiadi (Kapolresta Surakarta), AKBP Wahyu Nugroho S (Kapolres Sukoharjo), Lilik Kusnandar (Ketua KONI Surakarta), Atik Hindari (Kepala RRI Surakarta) dan tokoh-tokoh lainnya.
Anas menambahkan, terkait pagelaran kethoprak yang digelar PWI Surakarta dalam peringatan Hari Pers Nasional, bertujuan untuk melestarikan budaya dan seni tradisi yang merupakan warisan dari leluhur. Kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan mitra-mitra wartawan.
“Kami sengaja mengajak para tokoh untuk ikut menguri-uri budaya, seni tradisi, dan juga agar kami bisa memahami bahwa seni ini harus kita rawat. Pentas ini juga sebagai sarana edukasi masyarakat terhadap pesan anti hoax dan pentingnya berita jernih sesuai tema yang diangkat dalam lakon. Kemudian, yang juga sangat penting adalah bisa jadi sarana silaturahmi dengan para mitra wartawan yang selama ini saling berinteraksi,” ungkapnya.
Pentas kethoprak sendiri berlangsung meriah dan diwarnai ger-geran ketika sejumlah pejabat, wartawan dan para seniman beradu akting. Lebih-lebih mereka baru pertama kali main kethoprak dan tidak punya banyak waktu untuk latihan. Sehingga kadang kala lupa naskah atau keliru adegan, hal itulah yang juga meewarnai kelucuan pentas. Selain juga improvisasi para tokoh saat beradu akting dalam pentas juga mengundang tawa.
Pementasan dalam rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 tersebut digelar aas kerja sama awak medai dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Solo berkolaborasi dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta. Tempat duduk Auditorium RRI pun dipenuhi penonton yang menyaksikan hingga pementasan selesai. (Suhamdani)