JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Tak Terima Dituding Monopoli,  SMAN 1 Karanganyar Tegaskan,  Protes Warga yang Mengatasnamakan PKL Tak Berdasar. Itikad Baik Sekolah dari Awal Tak Pernah Direspons

Kepala SMAN 1 Karanganyar beserta jajaran saat melakukan klarifikasi terkait polemik tudingan monopoli kantin sekolah oleh salah satu warga / Foto: Beni Indra
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Protes yang dilayangkan  Agus Pajajaran (48) warga pemilik warung di dekat SMAN 1 Karanganyar  yang menuding pihak sekolah melakukan monopoli terhadap keberadaan kantin sekolah, mendapat reaksi dari pihak sekolah.

Pihak SMAN 1 Karanganyar justru balik mengungkap data dan fakta yang diungkapkan oleh Agus Pajajaran  tidak benar dan tidak berdasar fakta, serta dianggap mengarang dengan mengklaim mengatasnamakan Pedagang Kaki Lima (PKL).

“Apa yang disampaikan oleh Agus Pajajaran (48) sama sekali tidak berdasar dan tidak sesuai fakta karena kami dari SMAN 1 Karanganyar sudah berbaik hati tetapi justru Agus Pajajaran  selalu tidak bisa menerima dan bersikap  provokatif,” ungkap Kasek SMAN 1 Karanganyar, Suliyastuti (50) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (15/3/2023).

Kasek Suliyastuti menjelaskan, konflik tersebut berawal  pada Januari 2023,  sejak SMAN 1 Karanganyar memperluas keberadaan kantin di dalam sekolah sebanyak 6 unit kantin.

Perluasan dan peningkatan kualitas mutu kantin itu merupakan persyaratan dari Dinas Pendidikan (Diknas) Provinsi Jateng agar sekolah memiliki kantin layak dan sehat.

Tak pelak, sejak adanya enam kantin sehat tersebut, siswa beli jajan di dalam kantin sehingga dianggap Agus Pajajaran membawa dampak,  dimana kantin miliknya yang berada di luar sekolah menjadi sepi pembeli.

Sejak itulah terjadi gesekan hingga akhirnya Agus Pajajaran berulah terus hingga ujungnya dia melakukan  protes dan menulis
ungkapan di papan dengan menuduh penutupan gerbang oleh SMAN 1 Karanganyar dianggap menindas ekonomi warga lokal karena banyak PKL yang dirugikan.

“Padahal sejak adanya polemik itu, SMAN 1 Karanganyar sudah melakukan mediasi serta memberikan toleransi kepada Agus Pajajaran berupa pemberian fasilitas kapling ruang untuk dibuka kantin sehat di dalam sekolahan serta toleransi jika Agus Pajajaran mau menitip makanan di kantin sekolahan dipersilakan. Taoi niat baik sekolah itu tidak direspon dan justru ujung-ujungnya menulis melakukan protes yang bernada provokasi,” ujar Suliyastuti.

Bukan hanya itu saja, Agus Pajajaran ngotot agar setiap jam istirahat,  agar gerbang bagian belakang dibuka supaya siswa bisa keluar jajan di kantin miliknya.

Akhirnya dengan menimbang rasa kemanusiaan pihak SMAN 1 Karanganyar mentoleransi membuka gerbang selama 15 menit dari durasi 30 menit. Dan itupun lanjut Kasek Suliyastuti masih disoal oleh Agus Pajajaran agar gerbang selalu dibuka agar siswa bisa keluar masuk jajan di kantin miliknya.

“Kan kita ini tidak mungkin lembaga pendidikan didikte orang luar karena urusan jajan sedangkan fungsi sekolah adalah pendidikan mencetak kader bangsa,” pungkas Kasek Suliyastuti.

Lanjut Kasek Suliyastuti, pihak sekolah secara pribadi siap membantu modal kepada Agus Pajajaran untuk menjual seragam sekolah dan dipersilahkan siswa jika mau beli seragam di tempat Agus Pajajaran. Namun lagi-lagi niat baik itu juga belum direspons.

Sementara itu, Wakil Humas SMAN 1 Karanganyar Endang Sri Lestari menegaskan,  SMAN 1 merupakan institusi pendidikan yang memiliki SOP untuk menjaga ketertiban siswa dan membentuk karakter siswa.

Dengan begitu,  kebijakan sekolah untuk melakukan penutupan gerbang ditujukan untuk mencegah siswa melakukan tindakan indisipliner.

“Kami lembaga pendidikan yang mana memiliki SOP untuk mendisplinkan dan mencetak kharakter siswa sehingga kebijakan penutupan gerbang itu mutlak ranah otoritas sekolahan,” ungkap  Endang Sri Lestari.

Apalagi lanjut Endang, pihak sekolah sudah  memberi kesempatan kepada Agus Pajajaran untuk titip makanan di kantin sehat kenanga  dan sudah difasilitasi tempat.

Sebagai informasi, Selasa (14/3/2023) kawasan sekolahan di SMAN 1 Karanganyar menjadi perhatian karena munculnya tulisan dengan menggunakan cat bernada protes bahwa SMAN 1 Karanganyar dianggap menindas ekonomi warga lokal.

Tulisan tersebut dibuat oleh Agus Pajajaran namun tak lama berselang tulisan tersebut dicopot dan dihapus setelah dilakukan mediasi oleh SMAN 1 Karanganyar.

Sejak itu pihak SMAN 1 Karanganyar merasa tecoreng, di mana selama ini dikenak  sebagai sekolah berprestasi  tingkat nasional. Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com