Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Terima Gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari Mangkunegaran, Gibran Nyaris Tersedak

Gibran Rakabuming Raka (membelakangi kamera) saat menerima gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari Mangkunegaran  / Foto: Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Haryo dari Pura Mangkunegaran.

Gelar itu diperoleh saat upacara tingalan jumenengan dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) X, yang digelar di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran, Rabu (1/3/2023).

Gibran sempat kaget saat namanya disebut untuk memperoleh kekancingan. Karena saat itu, Gibran sedang makan dan hampir tersedak saat namanya dipanggil.

Gibran pun langsung berdiri dan memberikan salam sambil membungkukkan badan ke KGPAA Mangkunegara X yang ada di sebelahnya.

Selanjutnya, Gibran maju ke depan bersama abdi dalem lainnya untuk menerima kekancingan dari KGPAA Mangkunegara X tersebut

Saat ditemui usai prosesi tingalan wiyosan jumenengan dalem, Gibran mengucapkan terima kasih.

“Matur nuwun, matur nuwun,” ungkapnya.

Gibran mengaku tidak tahu sebelumnya jika akan menerima gelar saat tingalan wiyosan jumenengan dalem tersebut. Saat prosesi acara, tiba-tiba namanya dipanggil.

“Tidak tahu, tanya kanjeng gusti. Saya hanya mengikuti saja,” katanya.

Selain dari Pura Mangkunegaran, sebelumnya Gibran juga telah memperoleh gelar dari Keraton Kasunanan Surakarta tahun 2021 lalu.

Dari Keraton Kasunanan Surakarta, Gibran mendapat gelar Kanjeng Pangeran Widura Nagara.

Ketika ditanya apakah akan mengemban tugas dari kedua keraton dengan gelar yang diberikan, Gibran menjawab bahwa dirinya hanya menunggu perintah saja.

“Saya merasa senang. Ya, saya ini nunggu diperintah-perintah saja sama kanjeng Gusti,” ungkapnya.

Gibran mengaku gelar yang diperoleh ini tidak merasa menjadi beban. “Enggak, malah jadi motivasi,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Gibran juga menilai kepemimpinan KGPAA Mangkunegara X dalam satu tahun ini cukup bagus. Beliau juga ikut membantu program Walikota dalam membangun Kota Solo.

“Bagus, bagus banget. Nilainya 10 dari 10. Pokoknya saya nunggu perintah dari Kanjeng Gusti saja,” pungkas Gibran.

Terpisah Tunjung W. Tirta, Sejarawan dari UNS menyebut pemberian gelar tersebut tidak ada kaitannya dengan konflik kepentingan apapun.

Justru gelar tersebut diberikan dalam rangka memberikan penghormatan pada Walikota Solo.

“Gelar itu tidak ada konfliknya. Tidak ada masalah yang perlu ditakutkan. Bahwa itu ya gelar gelar kebudayaan, gelar penghormatan dari etintas kebudayaan masing-masing,” katanya.

Kanjeng Pangeran Haryo sendiri menurutnya adalah gelar yang diberikan pada tokoh masyarakat yang bukan darah dalem.

“Kanjeng Pangeran itu bukan darah dalem langsung. Kanjeng Pangeran itu sekelas sentono dalem dan sebagainya yang dinilai berjasa terhadap pengembangan kebudayaan. Sehingga perlu diberikan gelar. Iya itu bisa tertinggi, karena di Mangkunegaran kalau sudah Kanjeng Pangeran Haryo itu. gelar yang terhormat, tertinggi,” pungkasnya. Ando

Exit mobile version