JOGLOSEMARNEWS.COM Umum

Wacana Pasangan Prabowo-Ganjar, PKB: Butuh Proses Politik Panjang, Harus Persetujuan Muhaimin Iskandar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan selfie bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah. Sumber Biro Pers Istana Kepresidenan / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Sekalipun wacana untuk menduetkan Prabowo dengan Ganjar demikian gencar usai pertemuan bersama Presiden Jokowi di Kebumen, Jateng beberapa waktu lalu, namun pasangan tersebut masih butuh waktu panjang untuk direalisasikan.

Perlu komunikasi politik yang alot, karena menyangkut dua kader dari partai yang berbeda, yakni PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang sudah lebih dulu menjalin koalisi dengan Gerindra.

Memang, kehadiran Jokowi dalam pertemuan keduanya dianggap sebagai tanda persetujuan sang presiden untuk pasangan tersebut, namun hal itu pun belum jaminan bakal terwujud.

PKB sendiri menyebut opsi itu harus dibicarakan dengan Muhaimin Iskandar selaku rekan koalisi Gerindra di Koalisi Indonesia Raya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan opsi itu sah dilontarkan, namun harus ada persetujuan dari Ketua Umum Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Opsi duet Prabowo-Ganjar sebelumnya juga diungkap oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Syaiful menjelaskan, pernyataan Hashim ihwal opsi Prabowo-Ganjar itu disertai dua syarat yang mesti dipenuhi.

“Kan ada dua syarat yang diminta Pak Hashim. Pertama, Pak Prabowo harga mati harus calon presiden. Kedua, soal Pak Ganjar jadi calon wakil presiden, itu mutlak jadi kewenangan Gus Imin,” kata Syaiful saat dihubungi, Senin, 13 Maret 2023.

Syaiful menjelaskan, syarat yang diungkapkan Hashim tidak mudah dipenuhi. Pasalnya, kata dia, selama ini Ganjar kerap dideklarasikan sebagai calon presiden.

 

“Syarat pertama Pak Prabowo harus jadi capres. Pada level ini harus nego juga ke Pak Ganjar karena selama ini dideklarasikan sebagai capres. Itu butuh proses politik,” kata dia.

Di sisi lain, Syaiful mengatakan PKB melalui keputusan muktamar meminta Gus Imin maju dalam Pilpres 2024. Oleh sebab itu, dia menyebut syarat yang diungkapkan Hashim tidak mudah dikompromikan.

“Bagi kami ketika mendorong koalisi PKB-Gerindra syaratnya ini bagian dari skenario PKB untuk mengusung Gus Imin. Tentu tidak mudah itu,” kata Syaiful.

Menurut dia, pernyataan Hashim merupakan pandangan pribadi. Toh hingga kini opsi menduetkan Prabowo-Ganjar belum dikomunikasikan secara resmi kepada PKB.

“Secara resmi belum disampaikan dalam satu meja dengan Pak Prabowo dan Gus Imin. Tapi kita hormati opsi itu dan hasilnya kembali kepada keputusan dua beliau,” kata Syaiful.

Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo mengatakan partainya terbuka untuk menggaet Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Syaratnya, kata dia, Prabowo jadi calon presiden adalah keputusan mutlak.

“Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden,” kata Hashim dalam acara deklarasi Prabowo Mania 08 di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/3/2023).

Hashim menutup opsi Prabowo menjadi calon wakil presiden. Menurut dia, Prabowo jauh lebih senior dari Ganjar. Usia mereka terpaut 15 tahun.

Menurut Hashim, senioritas itu merupakan jaminan pengalaman yang lebih matang dalam berpolitik. “Saya kira kami terbuka kalau Pak Ganjar mau diduetkan dengan Pak Prabowo,” kata dia.

 

Hashim mengatakan opsi cawapres sebagai pendamping Prabowo masih terbuka lebar untuk siapapun. Dia mengatakan opsi Cak Imin sebagai cawapres bukanlah syarat mutlak yang ditawarkan PKB ketika bergabung ke koalisi. “Itu calon yang disetujui dan dicalonkan oleh PKB,” kata dia.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com