WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Saat ini permintaan nila Waduk Gajah Mungkur Wonogiri telah meningkat.
Peningkatan permintaan nila Waduk Gajah Mungkur diduga kuat lantaran acara buka bersama alias bukber pakai bakar ikan.
Ada kemungkinan naiknya permintaan ikan nila Waduk Gajah Mungkur di pertengahan Ramadan karena agenda buka bersama sudah mulai ramai. Dengan begitu, permintaan warung atau rumah makan terhadap ikan nila ikut terdongkrak.
Awalnya pada awal Ramadan, permintaan ikan nila Waduk Gajah Mungkur turun. Tapi, memasuki pertengahan Ramadan, order ikan nila Waduk Gajah Mungkur tersebut kembali meningkat. Diharapkan, mendekati Lebaran 2023 semakin meroket.
Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto, Senin (10/4/2023) menuturkan awal puasa penjualan ikan nila Waduk Gajah Mungkur mbleret atau meredup alias sepi.
“Alhamdulillah sekarang sudah meningkat di pertengahan puasa,” ungkap Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto.
Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto mengatakan, pada hari biasa, dia mengirimkan ikan nila Waduk Gajah Mungkur ke Jogjakarta dua hari sekali. Namun pada awal puasa lalu, hanya dua kali dalam sepekan.
“Dalam sekali kirim sekitar tiga kuintal ikan. Tapi sekarang hampir setiap hari sudah kirim ikan. Untuk satu kilogramnya dijual Rp 27 ribu,” ujar Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto.
Diprediksi, mendekati Lebaran 2023, penjualan ikan nila bakal terus naik. Paling tidak bisa berkaca pada Lebaran tahun lalu.
“Lebaran tahun lalu permintaan banyak. Satu kali kirim bisa capai 5 kuintal sehari. Semoga trennya sama seperti tahun lalu,” pinta Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto .
Menurut Ketua Paguyuban Pembudidaya Ikan Waduk Gajah Mungkur Nila Kencana Sugiyanto, nila Waduk Gajah Mungkur bisa saja disimpan untuk stok Lebaran.
Biasanya pada 1-3 Syawal malah tidak ada permintaan. Setelah itu, baru ada lagi pesanan ikan nila Waduk Gajah Mungkur. Aris Arianto