JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gegara isteri melakukan flexing, alias pamer harta di Media Sosial (Medsos), Sekda Riau SF Hariyanto dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk dimintai keterangan.
Di tengah susana yang tengah sensitif ini, aksi flexing istri Sekda Riau tersebut disorot oleh warganet.
Gaya hidup istri Sekda Riau mendadak viral usai warganet menyorot tas bermerek yang diduga berharga puluhan juta.
Selain itu, foto-foto perayaan ulang tahun anaknya di Hotel Ritz Carlton juga ikut disorot.
Akibat sorotan warganet itu, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK diduga memanggil Sekda Riau tersebut terkait harta kekayaan yang dimilikinya hari ini, Kamis (6/4/2023).
Seperti apa sepak terjang SF Hariyanto? Berikut profilnya.
Profil Sekda Riau SF Hariyanto
Pria kelahiran Pekanbaru, Riau, 30 April 1965 ini masih menjadi sebagai Sekda Provinsi Riau.
Hariyanto mengemban posisi tersebut usai resmi dilantik Gubernur Riau H. Syamsuar pada 18 Maret 2021. Pelantikan Hariyanto digelar di Balai Serindit, Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Riau.
Menukil laman resmi pemerintah Provinsi Riau, Hariyanto mengatakan mendapatkan kepercayaan sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Riau merupakan sebuah kehormatan besar bagi dirinya.
“Saya mengabdi di kementerian, di Riau sama saja. Saya siap bekerja di mana pun, apa lagi saya lahir di Pekanbaru,” ujar Hariyanto, seperti dikutip Tempo, Kamis (6/4/2023).
Sebelum menjadi Sekda Riau, Hariyanto memang sudah cukup lama berkiprah di pemerintahan. Diketahui, dia telah berprofesi sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) sejak 1987.
Mula-mula, Hariyanto meniti karier di level pemerintahan daerah. Ia sempat dipercaya untuk menjadi Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Riau dan Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Riau di bawah kepemimpinan Gubernur Rusli Zainal.
Selain itu, mantan Kadis ini juga pernah menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan.
Dari daerah, Hariyanto mengepakkan sayapnya ke pemerintah pusat. Ia pernah bekerja di Kementerian PUPR di Jakarta.
Kemudian pada 2018, dia diberi amanah untuk menduduki posisi Inspektur II di Inspektorat Jenderal Kementerian PUPR.
Berbekal segudang pengalaman itu, SF Hariyanto memutuskan “pulang kampung” pada 2021. Di tanah kelahirannya ini, Hariyanto dipercaya mengemban jabatan Sekda Riau.
Dengan posisi yang sudah ia miliki, Hariyanto memiliki ambisi untuk mempercepat program kerja yang ada.
“Kita lanjutkan tugas Sekda lama. Kita tidak ada visi misi, yang ada visi misi itu Gubernur. Jadi tugas saya membantu mensukseskan visi misi Gubernur. Kita upayakan menggali semua potensi, untuk meningkatkan PAD. Bersama pihak terkait, segera membicarakan ini,” ujar SF Haryanto seperti dikutip dari laman resmi pemerintah Provinsi Riau.
Sempat klarifikasi soal flexing
Terkait dugaan istrinya melakukan flexing di medsos, Hariyanto sempat memberikan klarifikasi di laman resmi pemerintahan Provinsi Riau.
Menurutnya, informasi yang beredar di medsos tidak sepenuhnya benar dan perlu diluruskan agar tidak menjadi fitnah di tengah-tengah masyarakat.
Hariyanto berkata, foto-foto yang beredar di medsos merupakan koleksi foto lama dari tahun 2017-2019. Pada periode itu, kata Hariyanto, ia belum menjabat Sekda Riau dan masih bertugas di Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.
“Saya coba sampaikan karena sudah saya kroscek langsung tentang hal-hal tersebut. Misalnya untuk tas salah satu brand yang disebutkan seharga ratusan juta, itu sangat tidak benar. Karena itu barang KW dan dibeli dengan harga berkisar antara Rp 2 sampai Rp 5 juta di toko lorient_second lantai satu Mangga Dua, Jakarta.
“Itu tokonya masih ada. Silakan di kroscek kalau ingin melihatnya,” katanya.
Kemudian terkait perjalanan ke luar negeri, menurutnya, tidak sama sekali melambangkan kehedonan seperti yang dihebohkan sebelumnya, Dimana, untuk liburan ke luar negeri yang dihebohkan itu menggunakan biaya yang tidak besar dan bersifat patungan bersama teman-temannya.
“Itu untuk liburan ke luar negeri itu lebih kurang 14 jutaan untuk tujuh hari, kelas ekonomi dan memilih tiket promo. Itu saja menginapnya di apartemen biasa untuk menghemat biaya dan bahkan ada yang menggunakan transportasi umum. Jadi tidaklah bermewah-mewahan seperti yang diinfokan tersebut,” terangnya lagi.
Begitu juga terkait tempat makan mahal yang diberitakan itu. Menurut Hariyanto, istri dan teman-temannya cuma menyempatkan diri berfoto.
“Karena ada salah satu anggota yang berangkat membeli ice cream, kentang goreng dan burger dengan total harga sekitar Rp 350 ribu saja dan tidak ada melakukan hal-hal lainnya,” katanya.