WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -Saat ini untuk dapat menikmati sego berkat Wonogiri bisa kapan saja dan dimanapun. Pasalnya sudah banyak warung makan menyediakan menu sego berkat Wonogiri hampir setiap harinya.
Berbeda dengan dulu, ketika hendak menikmati Sego berkat Wonogiri harus menunggu saat ada acara hajatan.
Namun demikian menurut sejumlah penikmat kuliner, sego berkat yang disantap langsung ketika ada hajatan, rasanya lebih nendang. Sebab dimakan dalam balutan suasana acara mantu, sunatan, dan lainnya hingga acara santap menyantap menjadi kian mengena.
“Kebetulan setelah Lebaran 2023 ada saudara mantu anaknya. Menu utamanya jelas sego berkat. Rasanya sego berkat lebih nendang lebih mengena, karena lebih asli, suasananya dapat,” ungkap penggemar kuliner yang kesehariannya merantau di Bogor, Anton, Selasa (25/4/2023).
Senada, Dwiningsih menyebut sego berkat dari acara hajatan langsung, adalah yang ditunggu tunggu para perantau saat mudik ke Wonogiri.
“Beda saja dengan yang dijual di warung makan itu. Sego berkat saat hajatan langsung adalah yang asli, lebih nikmat disantap,” sebut Dwiningsih.
Dwiningsih membeberkan, penyajian sego berkat buatan warung dengan sego berkat hajatan berbeda. Untuk sego berkat hajatan terdiri dari beberapa bagian. Paling tidak ada dua atau tiga bagian yang semuanya dibungkus daun jati segar secara terpisah.
Bagian pertama berupa nasi putih hangat kemebul untuk porsi sekitar empat orang. Bentuk nasi ada yang dibikin bulat namun tidak sedikit dibentuk silinder dengan alat cetak gayung plastik bersih.
Bagian kedua berisi lauk komplit berupa daging sapi dimasak terik, oseng lombok ijo, sambal goreng kentang hati sapi, kecambah kacang hijau mentah, mie soun, dan serundeng.
Bagian ketiga adalah perpaduan antara bagian pertama dan kedua, hanya saja lebih kecil untuk satu porsi. Bagian ketiga ini sering disebut sebagai tempelang.
Di Wonogiri sego berkat diberikan kepada tamu perempuan usai hajatan sebagai ulih ulih. Tamu laki-laki tidak diberikan ulih-ulih sego berkat. Sebagai gantinya tamu laki-laki disuguhi sego berkat komplit itu untuk dimakan langsung di lokasi hajatan.
Secara umum ada dua gaya sego berkat dilihat dari komposisi lauknya. Yakni gaya Baturetno dan Pracimantoro. Gaya Baturetno menyajikan daging sapi terik, oseng lombok dan tempe, kecambah serta soun dan serundeng. Untuk gaya Pracimantoro biasanya tidak serundeng, osengnya berupa cabai besar dan kentang alias sambal goreng. Kedua gaya itu sama-sama gurih dan bikin kangen suasana hajatan Wonogiri. Hingga kini budaya sego berkat masih ada setiap acara hajatan di Kota Mete Wonogiri. Aris Arianto