Beranda Umum Nasional Resmi Masuk Kabinet Jokowi, Dito Ariotejo Jadi Menteri Paling Muda

Resmi Masuk Kabinet Jokowi, Dito Ariotejo Jadi Menteri Paling Muda

Dito Ariotedjo / tangkapan layar instragram Dito Ariotedjo

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Dito Ariotedjo resmi masuk dalam barian Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menggantikan Zaenudin Amali yang mengundurkan diri setelah terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.

Pria yang  disebut Gibran sering bertandang ke Loji Gandrung tersebut resmi dilantik sebagai Menpora oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (3/4/2023).

Dito disebut-sebut sebagai menteri termuda dalam jajaran kabinet Jokowi. Mantan Chairman Rans Nusantara FC itu lahir di Jakarta pada 25 September 1990. Berarti usianya masih 32 tahun. Belum genap 33 tahun pada tahun 2023 ini.

Jika Dito digadang-gadang sebagai menteri termuda, artinya ada menteri paling senior dalam kabinet Jokowi. Lantas, siapa menteri senior di kabinet Jokowi?

Berdasarkan penelurusan Tempo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan merupakan menteri paling senior di kabinet Jokowi.

Menurut catatan Tempo, Luhut lahir di Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Usia luhut berarti sudah menginjak 75 tahun.

Belum genap 76 tahun pada tahun 2023 ini. Meski berbeda dari segi usia, tapi yang menarik adalah, keduanya ternyata sama-sama lahir pada bulan September.

Baca Juga :  Usul Penundaan PPN 12 Persen Rieka Diah Pitaloka Dilaporkan ke MKD, Guntur:  Pembungkaman Suara Rakyat

Luhut sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Kabinet Kerja sejak Juli 2016.

Lalu, ia dipilih lagi pada masa Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin periode 2019-2024 sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Sebelum sampai di titik sekarang, ia menjalani karier di dunia politik cukup panjang. Luhut Pandjaitan memulai kariernya dalam dunia politik pada 1999.

Saat itu, Presiden BJ Habibie mengangkatnya menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura.

Dalam tiga bulan pertama masa jabatannya, ia mampu memulihkan hubungan kedua negara ke tingkatan semula. Kemudian, pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir.

Gus Dur memberikan kepercayaan kepada Luhut sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia (RI).

Presiden pada era pemerintahan selanjutnya pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.

Pada 31 Desember 2014, Luhut dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan Indonesia yang pertama oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga :  Berkaca dari Pilpres 2024 yang Amburadul,  Pakar Hukum: Presiden Harus “Dipincangkan” Agar Tak Cawe-cawe Pemilu Lagi

Satu tahun kemudian, tepatnya pada 12 Agustus 2015, Luhut ditetapkan oleh Presiden menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

Pada 15 Agustus 2016, Luhut pernah ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagaimana dikutip dari berkas.dpr.go.id.

Luhut Pandjaitan pun pernah mengepalai beberapa program pemerintah, di antaranya Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, dan Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali.

www.tempo.co