Beranda Edukasi Kesehatan Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional, Ini Penjelasan Medisnya

Rokok Elektrik Sama Bahayanya dengan Rokok Konvensional, Ini Penjelasan Medisnya

Ilustrasi rokok elektrik atau vape. Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Keberadaan rokok elektrik (vape) dinilai sebagai ancaman serius bagi kesehatan generasi muda di Indonesia.

Pasalnya, rokok elektrik tak bisa disebut sehat karena bahayanya sama dengan rokok biasa atau konvensional.

“Vape menjadi ancaman serius bagi pemuda di Indonesia. Rokok elektronik ini tidak aman untuk anak-anak, karena mengantarkan nikotin dan perasa dalam bentuk aerosol yang memiliki 7.000 efek negatif,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Eva Susanti.

Eva mengatakan, rokok elektrik sebenarnya sama saja dengan yang konvensional. Artinya sama-sama membahayakan.

Rokok elektrik adalah perangkat bertenaga baterai yang dapat mengantarkan nikotin dan perasa dalam bentuk aerosol. Aerosol itu yang mengandung zat berbahaya.

Baca Juga :  Menkes Tegaskan Virus HMPV Seperti Virus Flu Biasa, Berbeda dengan Covid-19

“Karena ada senyawa organik yang mudah menguap, ada partikel halus yang merusak, ada logam berat seperti nikel, timah, timbal, perasa, dan bahan kimia penyebab kanker,” paparnya.

 

Bahaya propilen glikol

Ia menyebut propilen glikol pada rokok elektrik dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan mata serta gangguan saluran pernapasan.

Kemudian kandungan nikotin pada rokok elektrik memiliki efek candu yang memicu depresi, kepala pusing, tubuh gemetar, dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, kanker paru, penyempitan pembuluh darah, dan kematian.

Eva menambahkan, nikotin juga dapat membahayakan perkembangan otak, yang dapat berlanjut hingga anak berusia 25 tahun.

Tak hanya itu, perisa diasetil pada rokok elektrik dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis.

Baca Juga :  Mulai Kapan Anak Boleh Makan Durian?

“Yang penting, jauhi rokok elektronik karena sangat buruk dampaknya bagi kesehatan,” imbaunya.

www.tempo.co