Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mengenal Manfaat Koyo dan Perkembangannya

Ilustrasi koyo. Dok

JOGLOSEMARNEWS.COM — Koyo atau koyok plester tempel banyak dipakai untuk mengurangi rasa nyeri. Koyo biasanya memberikan efek rasa hangat atau panas.

Dikutip dari publikasi Inovasi Pembuatan Cream Koyo dari Ekstrak Capsaicin Menggunakan Microwave Solvent Extraction, koyo sebagai transdermal patch sediaan farmasi berupa massa semipadat yang ditempel di bagian kulit untuk mengalirkan dosis tertentu melalui kulit menuju aliran darah.

Koyo banyak disukai karena dinilai sederhana dan mudah dipakai maupun dilepas untuk meredakan nyeri otot.

Apa itu koyo?
Koyo pertama kali dikembangkan pada 1979. Saat itu disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA. Koyo yang pertama kali dikembangkan terbuat dari scopolamine. Pada 1981, koyo lain yang dikembangkan terbuat dari nitroglycerin.

Beberapa koyo dikombinasikan dengan kandungan lain, seperti alkohol. Ada pula bahan lain yang dikombinasikan, scopolamine menurunkan panas, nitroglycerin untuk angin. Tapi, bahan-bahan terbatas untuk masuk ke dalam kulit.

Merujuk publikasi Pengetahuan Masyarakat tentang Transdermal Patch Koyo antinyeri sebagai Obat Analgesik Eksternal bahan aktif yang digunakan dalam koyo ada bermacam-macam, antara lain metil salisilat, glicyol salisilat, dan capsaicin. Biasanya ketiga bahan aktif tersebut yang dipakai di Indonesia. Orang yang memilih memakai koyo untuk mengurangi nyeri biasanya, karena alasan sederhana, mudah, dan nyaman.

Koyo bermanfaat untuk meringankan rasa nyeri seperti pusing, sakit gigi, meriang, pegal. Seiring berkembang zaman koyo saat ini banyak dipakai secara komersil sebagai sintesis kimia.

Koyo juga mempunyai efek samping dari bahan aktif atau bahan tambahannya. Efek samping itu terkadang muncul jika penggunaan koyo kurang tepat terutama dipakai terlalu lama. Efek samping koyo antara lain iritasi kulit karena reaksi alergi, sensasi panas dan gatal, eritema, dan edema.

Exit mobile version