SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – SMP Negeri 8 Surakarta mengirimkan lima kader kesehatan remaja untuk mengikuti peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2023 di Car Free Day (CFD), Minggu (28/5/2023).
Dalam kegiatan yang berlangsung di ruas Jalan Slamet Riyadi di depan Rumah Dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, para siswa tersebut didampingi oleh seorang guru, Imas Wigati N, S.Pd.
Para siswa kader kesehatan dari SMP Negeri8 Solo tersebut adalah Vania, Zahra Endru, Nathania, Raditya dan Nur Cahya.
Selain itu, SMP Negeri 8 Solo juga mengirimkan tiga orang guru dan lima siswa untuk mengikuti pelatihan ecoprint.
Para guru yang ikut adalah Latifah Nugrahani, S.Pd, Sutinah, S.Pd dan Sri Suprapti sebagai Sie Publikasi sekolah.
Sedangkan lima orang siswa yang menjadi peserta adalah Zahra Endru Kusuma (8A), Ayunda Cahaya Putri (8B), Orlin Amadeus (8F), Saiful Ridho Surya W dan Muh Fahri Ardiansyah (9H).
Sie Publikasi SMP Negeri 8 Solo, Sri Suprapti melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, pelatihan ecoprint mengambil tempat di Pos RT 1/RW 23 Halimun, Jebres, Solo.
Ketua pelaksana pelatihan ecoprint, Arika Rukmana Dewi S.Pd dari Prodi Profesi Guru UNS Surakarta mengatakan, ecoprint tersebut sebagai luaran mata kuliah Proyek Kepemimpinan.
Hadir dalam pelatihan pembuatan ecoprint tersebut Ibu-ibu warga Panggungrejo, Jebres, Surakarta, Dosen Pembimbing, Dr. Riezky Maya Probosari, S.Si., M.Si., mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Guru Prajabatan IPA UNS.
Pelatihan diawali dengan pembagian kelompok, dibagi beberapa kelompok, dan SMP Negeri 8 Surakarta mendapatkan undian kelompok 1.
Semua peserta diberi bahan kain dan tas warna putih polos serta peralatan yang digunakan untuk pelatihan.
Perlu diketahui bahwa ecoprint berasal dari kata eco atau ekosistem yang berarti lingkungan hayati atau alam dan print artinya cetak. Sistem dengan menjiplak dedaunan dan kemudian merebusnya, mirip seperti proses pembuatan batik.
Dalam pelatihan itu, para peserta diberi kain dan tas polos warna putih yang sudah direndam dengan kain tawas.
Plastik bening sebagai pembatas ketika memukul daun pada kain/tas. Pelatihan kali ini hanya sampai memukul daun yang telah dilapisi plastik, karena waktunya sudah larut.
Para siswa terlihat senang dan antusias mengikuti pelatihan yang memang benar-benar membutuhkan kesabaran.
Diharapkan, pelatihan itu bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak-anak dan bermanfaat bagi semuanya.
Hasil yang sudah dibuat dibawa oleh peserta. Acara berakhir pada pukul 17.30 WIB, dan diakhiri dengan foto bersama. Suhamdani