SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —- The Sunan Hotel Solo meluncurkan Digital Library atau perpustakaan digital. Peluncuran Digital Library yang merupakan kerja sama degan Penerbit Tiga Serangkai, dilaksanakan di Syailendra Ballroom hotel setempat, Rabu (17/5/2023) kemarin bertepatan dengan Hari Buku.
General Manajer The Sunan Hotel, Retno Wulandari menyatakan, peluncuran Digital Library ini bentuk kepedulian terhadap literasi. “Menjadi tugas bersama untuk meningkatkan literasi, termasuk di kalangan entitas bisnis. Apa dan bagaimana yang bisa dikontribusikan,” ujar Retno.
Rendahnya literasi masyarakat, kata Retno, bisa disebabkan rendahnya minat baca ataupun kurangnya akses terhadap bacaan. Retno berharap hal ini menjadi kesadaran kolektif.
“Oleh karena itu kami memberikan nilai tambah kepada tamu yang berkunjung ke The Sunan Hotel, baik yang menginap ataupun sedang mengikuti acara di sini. Tinggal scan barcode dan para tamu bisa menikmati akses bacaan secara gratis. Ini juga membuat para tamu makin betah dan asyik,” tuturnya.
Menurut Retno, terdapat 5.000 buku kerja sama The Sunan Hotel dengan Penerbit Tiga Serangkai di dalam Digital Library. Ini juga menjadi digital library pertama yang dimiliki hotel di Indonesia. “Ada empat titik untuk mengaksesnya yaitu di restoran, lift, resepsionis dan area lobi. Langkah kecil yang semoga menggerakkan minat yang besar terhadap literasi,” Retno menambahkan.
Talkshow peluncuran digital library.
Sementara itu dalam mini talk show pada acara peluncuran Digital Library The Sunan Hotel, salah satu narsum, penulis Agus Mulyadi menyatakan minat baca masyarakat saat ini masih tinggi. “Tingginya minat baca bisa dilihat dari antusiasme orang-orang di media sosial. Masyarakat Indonesia paling berisik,” kata redaktur Mojok.co dan pemilik usaha Akal Buku ini.
Namun demikian dalam hal minat membaca buku, menurut Agus, masih bisa diperdebatkan. “Sehingga peningkatan akses terhadap bacaan harus didukung termasuk yang dilakukan The Sunan Hotel,” ujar pria yang juga dikenal melalui akun media sosial @agusmagelangan ini.
Secara umum ketika bicara soal buku, lanjut Agus, hal itu sangat penting. “Karena ketika membaca buku, orang mendapat ide yang utuh. Orang akan punya banyak sudut pandang. Akhirnya sudut pandang-sudut pandang yang baru akan membuat orang tidak mudah menghakimi seseorang,” Agus menandaskan.
Sementara, akademisi UNS, Dr Akhmad Ramdhon, mengungkapkan keprihatinan dengan kondisi minat baca di kalangan mahasiswa. “Saat justru bangunan fisik perpustakaan yang mengalami peningkatan, alih-alih minat mahasiswa untuk mengunjungi dan membaca buku di perpustakaan,” papar Ramdhon.
Mini talkshow yang berlangsung seru, dipandu pegiat literasi Niken Satyawati. Adapun keseluruhan kegiatan dihadiri Ketua PHRI Abdullah Soewarno, unsur pemerintahan dalam hal ini dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan serta Dinas Pariwisata. Hadir pula para wakil komunitas pegiat literasi Solo seperti Forum Menulis Surakarta, Diomedia, Bulletin Sastra Pawon, Difalitera, May Sanie Foundation, Komunitas Kendi, Mafindo Soloraya, Jolijolan, finalis Putra-Putri Solo, dan komunitas lainnya. (Ali)