Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kapan Harus Mengganti Sikat Gigi? Apa yang Terjadi jika Menundanya?

Ilustrasi pasta gigi. pixabay

JOGLOSEMARNEWS.COM Sikat gigi yang digunakan untuk menggosok gigi setiap hari harus diganti secara berkala. Lantas kapan kita harus mengganti sikat gigi?

The Centers for Disease Prevention and Control (CDC) menyarankan untuk mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan atau saat sikat gigi terlihat sudah aus.

Bulu sikat gigi yang sudah tidak kaku akan mengakibatkan kurangnya efektivitasnya dalam membersihkan sisa makanan dan plak. Lantas, apa jadinya bila menunda penggantian sikat gigi?

Menurut Inna Chern, dokter gigi di New York City, yang dikutip dari Well and Good, sikat gigi harus diganti setiap 3-4 bulan untuk menghindari kerusakan bulu, kerusakan enamel, dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

Salah satu masalah paling umum terjadi akibat penggunaan sikat gigi yang sudah habis masa pakainya adalah bau mulut. Bila tidak mengganti sikat dalam waktu yang disarankan, bulu sikat bisa menjadi rusak.

Bulu sikat yang mengembang kurang efektif dalam menghilangkan plak dan sisa makanan di sekitar gigi. Penghilangan plak yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan bakteri di mulut, yang menyebabkan bau mulut.

Sikat gigi yang mengembang juga mengandung lebih banyak bakteri, yang dapat disimpan kembali di mulut yang menyebabkan infeksi dan peningkatan radang gusi.

Dikutip dari International Journal of Experimental Dental Science, bakteri yang sering mencemari sikat gigi adalah Streptococcus mutans, Candida albicans, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas.

Jika sikat gigi digunakan untuk waktu yang lama tanpa sterilisasi, peranti itu cenderung menjadi tempat berkembang biak bakteri patogen.

Mengutip Healthline, infeksi virus dan bakteri seperti radang tenggorokan merupakan alasan yang tepat untuk mengganti sikat gigi. Sebab, bulu sikat yang lembut akan secara efektif menghilangkan sisa makanan dan bakteri yang dapat terkumpul di sekitar dasar gigi.

Exit mobile version