Beranda Daerah Sragen Ratusan Petani di Ngrampal Sragen Demo Jalan yang Rusak Puluhan Tahun: Piye...

Ratusan Petani di Ngrampal Sragen Demo Jalan yang Rusak Puluhan Tahun: Piye to Kih Kok Geting Aku

Ratusan petani di Dukuh Tanggulagin, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah turun ke jalan (demo), memprotes jalan yang telah rusak puluhan tahun, Senin (12/6/2023). Huri Anto

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Ratusan petani di Dukuh Tanggulagin, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah turun ke jalan (demo), memprotes jalan yang telah rusak puluhan tahun, Senin (12/6/2023) Pukul 09:45 WIB. Jalan yang telah rusak puluhan tahun tersebut merupakan jalan penghubung antara Desa Gabus dengan Desa Kebonromo arah ke Desa Bandung, Ngrampal, Sragen.

Berdasarkan pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , ratusan petani di dua Desa tersebut ramai-ramai turun ke jalan dengan membawa sejumlah tulisan bernada protes kepada pemerintah kabupaten Sragen.

Beberapa tulisan yang mereka bawa antara lain “Realisasi Harga Mati,” dan juga “Ini jalan kabupaten nyatanya belum tersentuh APBD sejak jaman belanda sampai sekarang, Realisasi pembangunan jalan Baok-Kebonromo Harga Mati,” serta tulisan “Piye to Kih Kok Geting Aku,”.

Ratusan petani di Dukuh Tanggulagin, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah turun ke jalan (demo), memprotes jalan yang telah rusak puluhan tahun, Senin (12/6/2023). Huri Anto

Jalan rusak di tengah persawahan tersebut kurang lebih sepanjang 1,9 KM, dengan kondisi masih tanah liat dan tanah uruk yang sangat memprihatikan.

Heru Siswadi (52) salah satu warga Kebonromo RT 12, Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM di lokasi demo mengatakan bahwa apa artinya bupati Sragen atau pemkab Sragen mendapatkan banyak gelar penghargaan selama ini.

Baca Juga :  Program Bina Desa PDB 2024 di Desa Purworejo Tingkatkan Kualitas Peternakan Kambing Perah

“Masyarakat sudah muak dengan janji-janji, ini masyarakat nagih janji, katanya kabupaten terbaik dan masyarakat makmur, tapi kenyataannya seperti ini,” kata Heru.

Menurut Heru, jalan tersebut milik Pemkab Sragen dan menjadi akses satu-satunya petani di dua desa saat panen. Bahkan Heru mengatakan katanya Sragen penyangga pertanian di Jawa Tengah tapi nyatanya petani tidak diperhatikan.

“Saya minta tolong dengan sangat, ini tidak ada tawar menawar lagi dengan pemda Sragen, realisasi jalan Baok kebonromo harga mati,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan oleh Lasiman Lato (57) warga Dukuh Tanggulagin RT 30, Kebonromo, Ngrampal, Sragen menurutnya jalan yang dimaksud adalah jalan untuk sapi dan kerbau, bukan lagi jalan manusia.

“Makanya saya tanami pisang saja, saya petani langsung untuk membawa pupuk harus muter panen juga kesulitan, ini bukan jaman maju tapi jaman batu,” ujarnya.

Baca Juga :  Berikut Rute, Jadwal dan Tarif Lengkap Kereta Api Bandara Internasional Adi Soemarmo (KA BIAS) Tarif Mulai Rp. 7.000,-

Terpisah, Tono salah satu anggota DPRD Sragen dari fraksi partai Nasdem saat ditemui mengatakan sejak ia duduk di gedung DPR sudah menyampaikan aspirasi akan tetapi belum ada tindak lanjut.

“Dari tahun 2020 sudah saya sampaikan saat paripurna dan pendapat fraksi maupun pandangan fraksi sampai sekarang belum ada realisasinya dan warga sangat mengharap kejelasan tapi belum ada tindak lanjut,” ujarnya. Huri Yanto