SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lomba masak dalam rangka memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di RT 06/10 Jetis Permai, Gentan, Sukoharjo, ternyata mampu membuka peluang-peluang baru bagi warga untuk mengembangkan usaha kuliner.
Lomba memasak berbahan dasar mie dengan tema “Kreasi Mie” itu digelar pada Minggu (24/7/2023), yang diikuti oleh Dasawisma 11, 12 dan Dasawisma 13.
Panitia lomba masak, dr Windya menjelaskan, setiap Dasawisma diwakili oleh sebuah tim yang terdiri minimal lima orang.
“Total bahan dan bumbu lengkap dengan garnish maksimal harga Rp 50.000, khusus untuk makanan yang dinilaikan ke tim juri,” paparnya.
Dalam lomba tersebut, proses memasak dilakukan di rumah peserta, dan sebagai bukti untuk juri, peserta diwajibkan mengirimkan video proses memasak tersebut ke grup PKK.
Selanjutnya, hasil kreasi tersebut dibawa ke lokasi yang telah ditentukan untuk dinilai tim juri.
Windya menjelaskan, beberapa kriteria penilaian yang digunakan mencakup unsur rasa, kreativitas, kekompakan, kebersihan dan unsur kedisiplinan.
“Kekompakan saat proses memasak akan terlihat dari video yang dikirimkan. Itu yang kemudian dikombinasi dengan penilaian produk,” paparnya.
Untuk menjaga netralitas dalam penilaian lomba masak tersebut, didatangkan juri dari tingkat RW, yakni Ketua PKK RW 10 Siti Isnainingsih dan Sekretaris RW 10, Yesita Dewi.
Selain hasil masakan yang disajikan untuk dinilai, peserta lomba juga diminta untuk memasak olahan mie bagi anak-anak, bapak-bapak dan ibu-ibu yang sore itu ada kegiatan di lapangan voli kampung setempat. Masing-masing Dasawisma menyajikan 25 porsi kecil olahan mie.
Peluang Promosi
Melalui tangan-tangan terampil ibu-ibu RT 06 Jesper, bahan dasar mie bisa diolah sedemikian rupa menjadi tiga jenis produk yang cukup menarik.
Dasawisma 11 misalnya, membuat sajian kuliner yang diberi nama Kue Mie Cantik Manis. Dasawisma 12 menelurkan produk yang diberi nama Mie Lumpur. Sementara itu, Dasawisma 13 mengkreasi Kwetiau Bolognese.
Di depan tim juri, masing-masing Dasawisma melakukan presentasi mengenai produk yang mereka buat, proses pengerjaannya, hingga kandungan gizi yang ada di dalamnya.
Presentasi Dasawisma 11 diwakili Janu Tri Parmawati, Dasawisma 12 oleh Elly Sukasni dan Dasawisma 13 diwakili oleh Fitri Kristiana Istanti.
Setelah melalui penilaian dan serangkaian dikusi, akhirnya tim juri menetapkan Dasawisma 11 sebagai Juara I dengan raihan nilai 890.
Juara 2 dipegang oleh Dasawisma 13 dengan nilai 863 dan Dasawisma 12 sebagai Juara 3 dengan raihan nilai 843.
Juri 1, Siti Isnainingsih sangat mengapresiasi kreasi kuliner ibu-ibu Dasawisma RT 06 Jesper. Ia bahkan mengaku sulit membedakan kualitas rasa dari masing-masing peserta.
“Ini terbukti jago-jago masak semua, di mana bahan mie bisa dikreasikan menjadi berbagai olahan yang bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya.
Melihat ini, Siti Isnainingsih mengatakan, peluang ibu-ibu RT 06 sangat terbuka untuk ikut mengisi warung RW secra online. Caranya, produk-produk kuliner didesain menarik, lalu difoto dan dikirimkan ke warung RW.
“Dan yang menjadi juara harap siap-siap untuk dikirim ke tingkat desa. Nanti tanggal 5 Agustus, Kelurahan Gentan bakal mengadakan lomba kreasi masak, di mana perwakilan RW mengirimkan dua orang wakilnya dengan bahan dasar ikan,” papar Siti Isnainingsih.
Sementara itu juri 2, Yesita Dewi mewanti-wanti kesiapan ibu-ibu Dasawisma RT 06 andai menerima pesanan. Pasalnya, produk yang mereka hasilkan dalam lomba tersebut cukup menggoyang lidah.
“Ini sangat kreatif, dari bahan mie, bisa diolah menjadi sesuatu yang istimewa. Dari bentuk dan tampilannya, rasanya dan kreativitasnya. Saya bahkan makan tak terasa bahwa ini mie. Seperti jajanan tradisional saja. Satu perpaduan yang sangat bagus,” ujar Yesita.
Sedangkan Ketua PKK RT 06/ RW 10 Jetis Permai, dr Windya mengapresiasi penilaian dari tim juri, karena di luar itu, tim juri juga membuka peluang bagi berkembangnya UMKM di RT 06 / RW 10.
Ia membeberkan, selama ini wilayah RT 06/ RW 10 memang boleh dibilang memendam pontensi di bidang kuliner. Cukup banyak ibu-ibu di wilayah ini yang memiliki keterampilan memasak dan membuka usaha warung atau katering, baik secara offline maupun online.
Ia berharap, lomba tersebut mampu membuka peluang lebih besar lagi bagi ibu-ibu di wilayahnya untuk semakin berkembang, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Suhamdani