SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pengasuh Ponpes (Pondok Pesantren) Tebuireng, KH Abdul Halim Mahfudz meminta agar semua santri dan umat Islam tidak terpecah-pecah, si tengah godaan kemajuan zaman yang menawarkan banyak kemudahan.
Hal itu diungkapkan oleh KH Abdul Halim usai mengisi Seminar Kebangsaan “Penanggulangan Bahaya Radikalisme Masa Depan dan Keberhasilan Gerakan Toleransi Solo Terhadap Kemajuan Ekonomi Kreatif”, Sabtu (1/7/2023), di Ponpes Azzayadiy Solo.
“Jangan sampai kita terpecah-pecah, jangan pula kita sampai terpisah-pisah. Kita ngumpul, tapi juga jangan cuma ngumpul aja. Kebersamaan ini haruslah diisi dengan kegiatan untuk meningkatkan kualitas diri kita, sekaligus ekonomi, serta menguatkan keilmuan,” bebernya.
Untuk diketahui, seminar tersebut juga dihadiri oleh Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Dalam kesempatan itu, Gibran menyebut,
pemuka agama di Solo memiliki peran penting dalam mengubah image dari anggapan Solo sebagai kota yang mencekam menjadi Kota Toleransi.
Terkait harapan tersebut, Gibran berharap makin banyak pondok-pondok pesantren di Solo mendukung program deradikalisasi.
Menurut Gibran, para kiai memiliki peran penting dalam perkembangan Solo menjadi Kota Toleransi.
“Kan tahu sendiri kita berproses to, dari yang kota dengan image mencekam jadi seperti sekarang ini (Kota Toleransi). Ya karena dukungan dari seluruh pemuka agama. Para Kyai, dan hari ini bertemu dengan para alumni Ponpes Tebuireng, tambah kekuatan lagi,” ujarnya.
Berkaca pada sejumlah kejadian intoleransi di Kota Solo yang terjadi sebelumnya, Gibran berharap ke depan hal sama tidak akan terjadi.
Untuk itu, Gibran berharap semakin banyak Ponpes (pondok pesantren) yang melakukan kegiatan deradikalisasi.
“(kegiatan deradikalisasi) Boleh, kita terbuka dengan semua. Tenang saja,” imbuhnya. Prihatsari