Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Puluhan Pelukis Solo Raya Semarakkan Pameran Lukisan di Natur Gallery, Solo

pameran lukisan pelukis solo raya

Owner Natur Gallery, Bambang Natur Rahadi (paling depan/kiri) bersama dengan para pelukis dan pengunjung tengah menikmati lukisan yang terpajang di sana, usai pembukaan pameran pada Sabtu (29/7/2023) sore / Foto: Suhamdani

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Puluhan pelukis Solo Raya dari beragam aliran,  menyemarakkan pameran lukisan bertema Hues in Harmony di Natur Gallery.

Pameran  yang dibuka pada Sabtu (29/7/2023) sore tersebut akan berlangsung selama 22 hari, hingga Selasa (22/7/2023).

Pembukaan pameran ditandai dengan pelepasan balon oleh owner Natur Gallery, Bambang Natur Rahadi, yang disaksikan oleh para pelukis Solo Raya.

Owner Natur Gallery, Bambang Natur Rahadi (kanan) melepas balon sebagai tanda dibukanya pameran lukisan, Sabtu (29/7/2023) / Foto: Suhamdani

Dalam kata sambutannya, Bambang Natur menjelaskan, semula,  ia lebih sreg menyebut tempat itu sebagai ‘rumah lukis’ dan bukannya gallery.

“Karena rumah ini sebenarnya  tidak dipersiapkan untuk galeri. Ini dulunya rumah tinggal, tapi melihat  bentuknya, sepertinya kok bisa dipakai untuk menyimpan memajang lukisan,” ujarnya.

Melalui kehadiran galeri tersebut, Bambang Natur yang juga kolektor lukisan berharap, para pelukis Solo Raya memiliki tempat untuk saling bertemu dan bertegur sapa dengan penikmat maupun peminat seni lukis Solo.

Lebih dari itu, Bambang mengenyam sebuah mimpi, ke depan galeri tersebut bisa menjadi setitik oase yang mampu menyejukkan kegersangan akan apresiasi seni lukis di Kota Solo.

Di tengah kunjungan wisata yang makin meningkat di Kota Solo, tidak berlebihan jika Bambang Natur juga berharap galeri tersebut mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

“Kebetulan Solo ini sedang menarik bagi dunia luar, harapannya semoga tamu-tamu yang datang ke Solo tertarik untuk mengapresiasi seni lukis, atau membeli lukisan,” paparnya.

Bambang Natur menyadari, membuat seni lukis menjadi magnet bagi masyarakat Solo atau luar Solo bukanlah perkara mudah. Butuh waktu panjang untuk menuai hasilnya.

Karena itulah menurut Bambang, saat ini merupakan  waktu yang tepat untuk memulai  mimpi tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin suatu ketika seni lukis mampu memperkuat identitas Solo sebagai Kota Budaya.

“Upaya besar ini tentu membutuhkan keterlibatan orang-orang Solo sendiri, ya dari para insan pelukis, untuk menghidupkan suasana seni rupa lebih bergairah lagi,” paparnya.

Koordinator Pelukis Solo Raya, Edi Sudarno dengan latar belakang karyanya yang berjudul ‘Menuju Surya’ / Foto: Suhamdani

Senada dengan Bambang Natur, Koordinator pelukis Solo Raya, Edi Sudarno berharap kehadiran Natur Gallery dan pameran yang dihelat ini mampu menjadi pemicu bergairahnya dinamika seni lukis di Solo Raya.

Syukur-syukur, apabila hadirnya Natur Gallery ini menjadi pemicu pihak-pihak lain berbuat serupa dengan menghadirkan oase-oase baru bagi dunia lukis di Solo.

Edi menceritakan, secara tak langsung Natur Gallery ibarat sebuah jawaban dari gagasan lawas yang telah mengendap puluhan tahun.

Gagasana itu, kisah Edi, datang dari Joko Widodo (Jokowi), ketika dirinya masih menjabat sebagai Walikota Solo.

“Bahkan, dulu sebenarnya Pak Jokowi telah mengizinkan gedung BI untuk dijadikan galeri seni lukis. Tapi gagasan itu sampai sekarang belum kesampaian,” ujar Edi Sudarno.

Dari pengalaman itu, Edi Sudarno dan kawan-kawan mencoba belajar untuk tidak bergantung pada pemerintah Kota Solo.

Kenyataan tersebut justru menjadi pemacu bagi Edi dan rekan-rekan untuk bersikap mandiri. Dan rupanya, pepatah ‘Hasil tidak mengkhianati usaha’ seolah menjadi kenyataan.

Menurut Edi, kini para pelukis Solo Raya tengah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan gallery lukisan.

“Kita sudaha menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan cat. Sudah ada pandangan, lokasi di sekitar Pura Mangkunegaran. Ini masih proses pematangan,” paparnya berharap.

Libatkan 42 Pelukis

Ketua Panitia pameran sekaligus Koordinator Pelukis Solo Raya, Edi Sudarno kepada Joglosemarnews menjelaskan, pameran tersebut melibatkan 42 pelukis Solo Raya dari berbagai aliran.

Sebagian besar karya seni lukis yang dipajang beraliran realis. Namun di antara  mereka terpajang pula  sejumlah lukisan beraliran naifisme hingga semi realis.

Salah satu pelukis Solo Raya, Tonny Purnomo dengan latar belakang lukisannya berjudul ‘Menari Bersama Angin’ / Foto: Suhamdani

Salah satu pelukis beraliran semi abstrak, Tonny Purnomo misalnya, dalam pameran kali ini menyertakan karyanya berjudul ‘Menari Bersama Angin’, yang dibuat pada 2023.

Ia mengaku butuh waktu tiga hari untuk menorehkan karya ‘Menari Bersama Angin’, yang khusus dibuat untuk menyambut kehadiran Natur Gallery.

“Dulu, waktu masih muda, melukis seperti ini hanya tiga jam,” ujar pelukis yang sekaligus eks dosen di Institus Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Koperasi Pelukis Solo Raya

Lebih lanjut, Edi Sudarno menjelaskan, para pelukis yang ikut dalam pameran tersebut sudah tergabung dalam Koperasi Pelukis Solo Raya.

Koperasi tersebut, menurut Edi, secara faktual baru berjalan dua bulan  mulai bulan Juni 2023. Hingga kini, sudah ada 56 pelukis se Solo Raya yang tergabung di dalamnya.

“Kita akan evaluasi selama enam bulan ke depan, dan jika memungkinkan akan kita kita urus legalitasnya,” papar Edi Sudarno.

Edi menceritakan, anggota koperasi pelukis Solo Raya terdiri dari para pelukis dari berbagai latar belakang.

Ada yang melukis hanya sebagai sambilan atau senang-senang. Pelakis ini biasanya memiliki pekerjaan pokok, sperti menjadi guru, dosen atau pensiunan dosen hingga pegawai kantoran.

Di samping itu, ada pula pelukis yang benar-benar profesional dan total melukis sebagai sebuah profesi.

Sementara dari sisi jam terbang, menurut Edi, ada pelukis senior, namun ada pula pelukis yang masih berstatus sebagai mahasiswa.  Suhamdani

 

Exit mobile version