KLATEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) HMP Pendidikan Geografi Atlantis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.
Kegiatan yang dilakukan melalui kolaborasi dengan FOSTI dari Prodi Informatika tersebut mengusung tema “Desa Wisata Melek Bencana Bersama Penyandang Disabilitas Berdaya di Lereng Merapi, Desa Tegalmulyo”.
Ketua tim PPK Ormawa HMP Pendidikan Geografi, Shofiatul Mardliyah, melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, mereka ingin mewujudkan Tegalmulyo sebagai desa wisata melek bencana.
“Ini mengingat ancaman bencana di wilayah tersebut cukup besar, seperti erupsi Gunung Merapi dan bencana tanah longsor,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, demikian Shofiatul, mereka juga memberikan perhatian secara khusus kepada para penyandang disabilitas untuk terlibat dalam pengelolaan desa wisata Tegalmulyo.
Selain untuk mengangkat harkat dan martabat mereka, Shofiatul menegaskan bahwa dengan cara itu, mereka juga ingin para penyandang disabilitas itu berdaya secara ekonomi.
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memberdayakan para penyandang disabilitas, adalah dengan mengajarkan kepada mereka untuk membuat oleh-oleh unggulan Desa Tegalmulyo.
Menurut Shofiatul, penyandang disabilitas dan keluarganya, saat ini memang tengah menjadi fokus perhatian pemerintah desa terkait peningkatan kapasitas ekonominya.
Sehingga dengan melibatkan kelompok ini, diharapkan para penyandang disabilitas dan keluarganya menjadi lebih berdaya.
4 Program Utama
Shofiatul menjelaskan, bersama warga Desa Tegalmulyo, tim menggelar empat program utama, yakni: Pembangunan gazebo melek bencana, pendampingan dan pelatihan virtual tour, mengoptimalkan kesenian tari kukila yaksa dan pendampingan dan pelatihan membuat produk unggulan.
“Untuk pelatihan pembuatan produk unggulan ini, salah satunya adalah pembuatan oleh-oleh berbahan dasar mawar, yakni teh bunga mawar,” papar Shofiatul lebih lanjut. ‘
Kegiatan tersebut dihadiri 30 perwakilan masyarakat yang terdiri dari relawan bencana merapi dan tanah longsor, penyandang disabilitas, anggota sanggar tari kukila yaksa.
Hadir pula beberapa pejabat berwenang seperti dari BPBD Klaten, ULD PB BPBD Klaten, Kepala Desa Tegalmulyo, kepala Pokdarwis (kelompok sadar wisata), perangkat desa dan masyarakat umum.
Shohfiatul berharap, kegiatan tersebut bisa menjadi langkah awal dalam mengenalkan PPK ORMAWA kepada masyarakat. Namun di luar itu, yang lebih penting adalah membantu membuka wawasan kebencanaan kepada masyarakat, memberdayakan masyarakat termasuk penyandang disabilitas dan melestarikan kesenian tari Kukila Yaksa.
“Bagi internasl mahasiswa, kegiatan ini penting untuk meningkatkan kualitas keorganisasian melalui pengabdian langsung kepada masyarakat,” paparnya.
Esok harinya, 25 Juli 2023, tim melakukan pembangunan gazebo melek bencana, bersama-sama dengan penduduk setempat.
Bahu membahu bersama warga, mereka memotong bambu, membuat pagar, membuat lantai gubuk, hingga pemasangan gazebo tersebut di area wisata Girpasang.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, tim PPK Ormawa juga akan terus melakukan pendampingan hingga bulan Oktober 2023 mendatang, sebelum akhirnya dilanjutkan oleh perangkat desa setempat untuk pengawasannnya.
Sebagaimana diketahui, untuk melakukan serangkaian kegiatan tersebut, tim PPK Ormawa HMP Pendidikan Geografi Atlantis UMS telah lolos seleksi dalam program pengabdian yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut.
“Kami juga sudah lolos baik tahap proposal maupun presentasi,” papar Shofiatul.
Dijelaskan, PPK Ormawa merupakan program pembinaan yang dibimbing langsung oleh perguruan tinggi melalui program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Adapun masyarakat Desa Tegalmulyo dipilih sebagai sasaran, karena saat ini desa tersebut telah berkembang menjadi desa wisata. Status desa wisata di Tegalmulyo didukung dengan keberadaan objek wisata Girpasang di lereng Merapi, dengan ikon jembatan gantung dan gondola yang melintas di Jurang Pakis.
Tim yang diketuai Shofiatul tersebut terdiri dari 14 anggota, yakni mahasiswa Prodi Pendidikan Geografi dan mahasiswa Fakultas Teknik Informatika UMS. Bertindak selaku dosen pembimbing, Siti Azizah Susilawati, S.Si., M.P. [Redaksi]