Site icon JOGLOSEMAR NEWS

58 Sekolah di DIY Siswanya Sering Terlibat Kejahatan Jalanan, Polda DIY Sambat ke Orangtua

ilustrasi aksi klitih

Ilustrasi aksi klitih / pixabay

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 58 sekolah di wilayah Provinsi DIY, tercatat siswanya sering terlibat dalam kasus kejahatan jalanan ekstrem.

Dari jumlah tersebut, di Kota Yogyakarta ada 18 sekolah, Kabupaten Sleman 15,  Kabupaten Bantul 10, Kulonprogo 11 sekolah dan Kabupaten Gunungkidul terdapat empat sekolah yang siswanya terindikasi sering terlibat dalam kasus kejahatan jalanan.

“Para pelaku kejahatan jalanan ini merupakan geng anak-anak di bawah usia 17 tahun, dan kita sudah lakukan patroli di jalan maupun kelompok yang sering berkumpul di jalanan,” ujar Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Jumat (25/8/2023).

Melihat fenomena tersebut, ujar Kapolda, pihaknya kini akan masuk ke ranah keluarga. Harapannya, para orang tua dapat membantu aparat keamanan untuk mengawasi dan membimbing anaknya dengan gerakan ibu memanggil.

Kapolda meminta peran para orang tua untuk mengawal anak-anaknya agar tidak tersesat dan terjebak di dalam lingkaran gangster.

“Maka dari itu, mari kita semua sebagai orang tua lebih bisa memperhatikan anak kita dan nantinya akan beriringan dengan situasi kamtibmas semakin terjaga, juga situasi keamanan di wilayah kita,” tandasnya.

Sebelumnya, Polres Bantul mencatat, selama Bulan Agustus 2023 telah mengamankan 13 pelaku kejahatan jalanan dengan barang bukti senjata tajam (sajam).

Dari 13 pelaku yang diamankan, sembilan di antaranya masih berstatus anak di bawah umur.

“Selama kurun waktu tersebut, sedikitnya telah terjadi empat laporan terkait kejahatan jalanan,”  ujar Kasat Reskrim Polres Bantul Iptu Bayu Sila Pambudi.

Sebagaimana diketahui, kasus kejahatan jalanan atau sering disebut klitih dan tawuran, marak terjadi di wilayah DIY.

Karen itulah, jajaran Polda DIY telah memetakan kejahatan jalanan yang selama ini terjadi dan di seluruh kabupaten/kota ditemukan kasus kejahatan jalanan dengan pelaku yang rata-rata masih berstatus pelajar.

 

Exit mobile version