Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Hutan dan Lahan di Gunung Semeru Terbakar, Ada 60 Titik Kebakaran Seluas 400 Ha Lebih

Kawasan Gunung Semeru terbakar

Kawasan Gunung Semeru terbakar. Kebakaran khususnya terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terbakar sejak Kamis (17/8/2023) siang / tempo.co

MALANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah kemarau yang mencapai puncaknya, Gunung Semeru terbakar. Kebakaran terutama  melanda hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), sejak Kamis (17/8/2023) siang.

Diperoleh informasi, titik awal kebakaran berada di area hutan dan lahan di atas Ranu Kumbolo,  danau terbesar dan terindah dalam kawasan TNBTS.

Angin kemarau makin membuat api berkobar dan membakar pepohonan, terutama cemara dan padang rumput (sabana) yang berada di blok Oro-oro Ombo, Cemoro Kandang dan Jambangan.

Informasi yang diperoleh dari aplikasi SiPongi menyebutkan, hutan dan lahan yang terbakar selama 17-18 Agustus 2023, mencapai lebih dari 419 hektare, dengan titik kebakaran berjumlah antara 50 sampai 60 titik per 18 Agustus kemarin.

Untuk diketahui, aplikasi SiPongi adalah sistem informasi deteksi dini pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis aplikasi dan laman sipongi.menlhk.go.id yang dikembangkan Direktorat PKHL (Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan) Direktorat Jenderal PPI (Pengendalian Perubahan Iklim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sejak Agustus 2020.

Hingga sekarang upaya pemadaman terus dilakukan agar api tidak makin merembet ke atas, yaitu mencapai area hutan dan padang rumput di Pos Kalimati (2.800 mdpl) dan Arcopodo (2.900 mdpl) yang biasanya dijadikan tempat peristirahatan terakhir sebelum menuju Mahameru (puncak Gunung Semeru). Vegetasi hutan Arcopodo didominasi cemara gunung.

Pemadaman dilakukan secara manual seperti memukul-mukul kobaran api dan membuat sekat. Petugas kesulitan mendapatkan air karena lokasi kebakaran jauh dari sumber air kecuali yang harus turun ke Ranu Kumbolo atau Sumber Mani dekat Pos Kalimati.

Potensi kebakaran meluas hingga ke Kalimati maupun Arcopodo cukup besar mengingat kebakaran sebelumnya pernah mencapai Kalimati.

Apalagi banyak tumbuhan bawah yang sudah mengering akibat kebakaran tahun 2019, serta area hutan dan lahan di atas Oro-oro Ombo sudah kerontang pula akibat kebakaran maupun kemarau.

Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko belum bisa menjawab pertanyaan Tempo tentang upaya pemadaman dan penyebab kebakaran.

Hendro sedang berada di Pos Ranupani untuk menghadiri salah satu dari rangkaian kegiatan festival budaya Tengger yang digelar di Ranupani (9-19 Agustus 2023), sekaligus berkoordinasi dengan anak buahnya untuk mengatasi kebakaran.

“Sebentar ya Mas, saya briefing dulu,” tulis Hendro melalui akun WhatsApp.

Namun, kata Hendro, festival budaya Tengger tetap dilanjutkan. Sedangkan rencana pembukaan kembali jalur pendakian ke Gunung Semeru mulai September diurungkan sampai seluruh (200 orang) pemandu gunung selesai dilatih. Pendakian Gunung Semeru ditutup sejak terjadi erupsi 4 Desember 2021 dan disusul erupsi 4 Desember 2022.

Exit mobile version