Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Kelola Sampah dengan Bijak, Mahasiswa KKN 22 FKIP UNS Ajak Warga Timuran Berkreasi Membuat Ecobrick

Warga Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo tengah asyik membuat ecobrick di bawah bimbingan mahasiswa KKN kelompok 22 FKIP UNS | Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Sampah, di manapun selalu menjadi problem bagi masyarakat. Pengelolaan sampah jika tidak tepat bisa menjadi masalah. Namun sebaliknya, sampah jika dikelola dengan benar bisa mendatangkan kebaikan.

Selaras itu, mahasiswa KKN Kelompok 22 FKIP UNS mengajak masyarakat Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo untuk mengelola kembali barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat, yakni melalui pembuatan ecobrick.

Kegiatan pembuatan ecobrick tersebut mengambil lokasi di Pendapa Kelurahan Timuran, yang dihadiri oleh ibu-ibu PKK dan pengelola Bank Sampah masing-masing RW.

Penanggung jawab program kerja ecobrick, Wening Nur Mitayani dan Novita Wijayanti menjelaskan, untuk menjalankan program tersebut, beberapa minggu sebelumnya mereka sudah sudah bekerjasama dengan seluruh pengelola Bank Sampah masing-masing RW di Kelurahan Timuran dalam mengumpulkan barang bekas.

Novita Wijayanti menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk produktivitas dan kreativitas masyarakat melalui pemanfaatan bank sampah di wilayah Timuran.

“Besar harapan kami kegiatan ini mampu memberikan ilmu dan wawasan baru mengenai pengolahan sampah dalam bentuk ecobrik,” ujarnya.

 

Cara dan Tahapan

Untuk membuat ecobrick, bahan utamanya adalah barang-barang bekas. Untuk kegiatan tersebut, tim mahasiswa KKN mengumpulkan sampah berupa botol plastik dengan ukuran 1,5 liter, sampah plastik (kresek dan kemasan makanan ringan), serta kain perca.

Mahasiswa KKN kelompok 22 FKIP UNS berfoto bersama dengan warga Kelurahan Timuran, Banjarsari, peserta pelatihan pembuatan ecobrick | Foto: Istimewa

Pertama-tama, botol dan sampah plastik dicuci dengan menggunakan air bersih, lalu dijemur hingga kering. Pencucian tersebut untuk membersihkan kotoran maupun bakteri,  dan mencegah pembusukan sampah secara cepat di dalam botol. Sementara pengeringan bertujuan mencegah tumbuhnya jamur di dalam botol.

Langkah berikutnya, sampah plastik dipotong-potong dengan gunting agar lebih mudah dimasukkan ke dalam botol.

Sampah plastik yang telah masuk ke dalam botol kemudian dipadatkan dengan menggunakan tongkat kayu. Sampah yang sudah dipadatkan itu, ditambahkan dengan kain perca untuk menguatkan dan menekan sampah plastik.

Dijelaskan Wening, pemasukkan sampah plastik dan kain perca itu dilakukan sesuai dengan formulasi yang telah dibuat dan dimasukkan sesuai dengan urutan.

Urutan pertama adalah plastik kresek 50 gr, kain perca 50 gr, plastik kemasan 100 gr, perca 50 gr, plastik kresek 50gr, plastik kemasan 50 gr, kain perca 50 gr, plastik kresek 100 gr.

“Formulasi ecobrick ini diperoleh dari beberapa percobaan yang telah dibuat oleh tim KKN 22 FKIP UNS,” bebernya.

Kegiatan pembuatan ecobrick yang telah dilakukan tersebut menghasilkan tiga buah kursi yang ditempatkan pada pojok baca di Kelurahan Timuran.

Masing-masing kursi terdiri dari 9 botol plastik bekas yang terisi sampah plastik dan kain perca seberat sekitar 500-600 gram/botol.

Wening selaku penanggung jawab program kerja ecobrick mengatakan, bila tak ditangani, sampah plastik akan menjadi bom waktu.

Sampah yang satu ini akan terurai dari puluhan sampai ratusan tahun. Ia mencontohkan, sedotan plastik yang kecil saja butuh waktu 20 tahun agar terurai, bagaimana dengan plastik-plastik yang lebih besar?

“Mengetahui potensi bank sampah yang berjalan amat baik di wilayah Timuran ini, kami menginisiasi kegiatan ecobrick,” ujar Wening.

Ia menjelaskan, dalam sebulan terakhir mahasiswa KKN Kelompok 22 UNS  bersama dengan warga Timuran setiap RW-nya mengmpulkan sampah plastik. Bahan yang terkumpul tersebut akhirnya dapat menghasilkan tiga buah kursi ecobrick yang bermanfaat.

Hasil tersebut, menurut Wening cukup fantastis, karena satu kursi ecobrick telah mampu mengurangi polusi sampah yang sangat banyak.

“Warga Timuran sangat peduli dengan lingkungan dan harapan kami, hal itu dapat terus dilanjutkan hingga ke depannya,”  ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Weing, pelatihan pembuatan ecobrick tersebut diharapkan menjadi langkah nyata dalam menjaga lingkungan secara sederhana, termasuk pemanfaatan sampah.

Kegiatan pembuatan ecobrick dari mahasiswa KKN Kelompok 22 UNS tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Kelurahan Timuran, Supyanto SH.

Ia berharap program kerja ecobrick yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN Kelompok 22 FKIP UNS itu dapat memberikan warna dan inovasi baru dalam mengelola sampah.

“Kegiatan ini bisa memperkuat dan mengoptimalkan program dari Kelurahan Timuran, yakni ‘PAPI SARIMAH’  (Paksa Pilah Sampah Dari Rumah),” ujarnya.

Sebagai informasi, KKN kelompok 22 FKIP UNS terdiri dari 10 personel yang masing-masing adalah Dihan Nafi’a, Hanif Hibatullah, Asfia Surya Utami, Wening Nur Mitayani, Novita Wijayanti, Rianisa ‘Ashafira, Septiara Surya Abdi Pertiwi, Helmalia Niken Alfi,   Annisa Nugrohowati dan Alfina Riski Damayanti.

Sementara itu bertindak selaku dosen pembimbing lapangan adalah Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. [Redaksi]

 

Exit mobile version