Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mahasiswa KKN 64 FKIP UNS Selami Kehidupan ABK  di SLB Autis Harmony, Sangkrah

Foto 4: Mengajar anak berkebutuhan khusus, butuh hubungan personal yang intens seperti ini. Inilah yang dilakukan tim KKN 64 FKIP UNS di SLB Harmony Sangkrah / Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada sebuah adagium, mengajar anak pandai dan penurut lebih gampang ketimbang mengajar anak yang kemampuannya pas-pasan, anak bandel, apalagi anak berkebutuhan khusus (ABK).

Akan tetapi, anggapan tersebut rupanya tak sepenuhnya benar. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 64 FKIP UNS Surakarta ini justru ingin membalikkan adagium tersebut.

Ia mencoba menjadikan anak-anak berkebutuhan khusus sebagai tantangan bagi calon-calon pendidik tersebut untuk menjadi guru yang berkualitas.

Lantaran itulah, tim mahasiswa KKN Kelompok 64 tersebut tak sungkan-sungkan blusukan dari kampung-ke kampung untuk mencari sekolah yang mengajar murid-murid berkebutuhan khusus.

Setelah empat hari melakukan perburuan, akhirnya pada hari keempat, tim berhasil menemukan Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis Harmony.

Segenap tim KKN 64 FKIP UNS berfoto bersama dengan Kepala Sekolah SLB Harmony, Sangkrah, Solo / Foto: Istimewa

Sekolah untuk anak-anak berebutuhan khusus tersebut berada tepat di antara gang sempit pada salah satu RW di Kelurahan Sangkrah, Kota Solo.

“Hampir setiap warga yang kami tanyai tampaknya kurang yakin akan keberadaan SLB Autis Harmony ini,” ujar salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Aulia Yumna Zharifah.

Kedatangan mahasiswa KKN kelompok 64 FKIP UNS itu pun disambut hangat oleh jajaran guru dan siswa sekolah yang berdiri tahun 2005 tersebut.

Suasana gembira sekaligus haru menyelimuti perasaan para mahasiswa KKN tersebut. Perasaan yang akhirnya meletup semangat mereka untuk membantu proses belajar mengajar dan menyelami dunia disabilitas lebih dalam lagi.

“Jujur saya rasanya senang diterima dengan hangat di SLB ini, anak-anak juga langsung akrab sama kami, kenal-kenalan, nyanyi-nyanyi,” ujar salah satu anggota tim, Dea Putri Aprilia.

Berbekal ilmu dan semangat mengajar teman-teman berkebutuhan khusus yang belum seberapa, tim yang terdiri dari 10 anggota itu mulai terjun langsung membantu proses belajar-mengajar pada 20 Juli 2023.

Membuat ABK mau aktif dalam kegiatan belajar mengajar seperti ini bukan perkara gampang, namun tim KKN 64 FKIP UNS mampu merangsang motivasi belajar ABK di SLB Harmony, Sangkrah / Foto: Istimewa

Berbagai kegiatan seru, seperti belajar menggambar, mewarnai, menari, hingga bermain sambil belajar dijalani bersama setiap hari Selasa dan Rabu pada tiap minggunya.

Tak terkecuali dengan salah satu program kerja utama tim yang diberi nama HARMONY (Hiburan Gambar Permainan Motorik Anak).

“Ide ini sebenarnya munculnya mendadak, karena awalnya kami belum terpikir untuk membuat program kerja di SLB,” papar Ketua Pelaksana Program HARMONY, Dea Putri Aprilia.

Menurut Dea, embrio yang muncul di awal hanyalah semangat dan keinginan untuk membantu mengajar, tak lebih. Namun ide awal tersebut setelah dimatangkan dalam tim, akhirnya menggiring tim tersebut untuk membantu mengajar anak berkebutuhan khusus.

“Kami berpikir akan lebih berguna kalau kami bisa membantu anak-anak berkebutuhan khusus dalam meningkatkan kemampuan motorik halus mereka,”  ujarnya.

Dea mencontohkan, kegiatan yang mereka ajarkan kepada anak-anak tersebut bervariasi dan bersifat menyenangkan. Seperti menempelkan biji-bijian pada gambar yang sesuai, seperti menempel biji kacang, kedelai dan lain-lain.

Permainan edukasi ini menggunakan beberapa alat, seperti kertas putih tebal yang sudah ada gambar di atasnya, lem putih, kuas berukuran kecil dan variasi kacang-kacangan atau biji-bijian, minimal tiga jenis.

“Bagi anak-anak, kegiatan ini sangat menyenangkan. Sembari bermain, mereka jadi paham mengenai pangan lokal yang ada di sekitar,” ujar Dea.

Yang membuat tim merasa gembira, jelas Dea, karena dari 40 siswa SLB dengan berbagai jenis ketunaan, ikut mengerjakan permainan edukasi yang mereka selenggarakan dengan penuh antusias.

Saking antusiasnya, tidak sedikit dari mereka yang terus berceloteh tentang apa yang sedang dikerjakannya. Para guru yang ada di SLB pun turut bersemangat mengikuti serangkaian acara yang dipersiapkan dengan baik oleh tim mahasiswa KKN kelompok 64 FKIP UNS tersebut.

Mahasiswa KKN 64 FKIP UNS berfoto bersama dengan guru dan siswa ABK di SLB Autis Harmony, Sangkrah / Foto: Istimewa

Mengutip dari Sumantri (2005), Dea mengatakan, perkembangan motorik halus adalah penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti tangan dan jari jemari yang harus membutuhkan koordinasi tangan dan kecermatan serta keterampilan, yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

Permainan edukasi HARMONY yang dikerjakan tim mahasiswa KKN 64 FKIP UNS, dengan demikian selaras dengan teori di atas. Di mana siswa butuh kecermatan untuk mengkoordinasikan antara mata, pikiran dan tangan berikut jari jemarinya untuk menempelkan biji sesuai gambarnya.

Dea dan kawan-kawan berharap dengan terlaksananya program kerja di SLB Autis Harmony, mereka menjadi lebih memahami seluk beluk dunia disabilitas dan dengan demikian paham mengenai kebutuhan untuk pendidikannya.

“Kami berharap bisa menyebarkan kesadaran dan kepedulian terhadap penyandang disabilitas ini kepada masyarakat awam,” ujar Dea.

Sebagai tambahan informasi, Tim 64 KKN FKIP 2023 terdiri dari  10 anggota yang masing-masing Dea Putri Aprilia, Gian Sakti Jagaddhito, Aulia Yumna Zharifah, Nadila Rista Sarasasti, Hani Yuliana Fauziah, Adira Putri Safira, Aprilia Kristian Intan Widyarini, Mia Ayu Damayanti, Triatmiasih, dan Ichlasul Amal Ramadhan.

Sementara itu, dosen yang bertindak selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah Dr Salman Alfarisy Totalia, SPd MSi. [Redaksi]

Exit mobile version