BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kirab seribu tumpeng di Desa/Kecamatan Selo, Rabu (9/8/2023) berlangsung meriah. Kirab di kawasan lereng Gunung Merapi – Merbabu tersebut mendapat sambutan meriah warga, baik warga setempat maupun luar daerah.
Kirab juga menyertakan tujuh kendi yang berisi air dari ketujuh mata air di Desa Selo. Selama ini, mata air tersebut menjadi tumpuan masyarakat untuk pemenuhan air bersih sehari- hari. Termasuk untuk memberi minum ternak sapi peliharaannya.
Kirab mengambil start di Lapangan Senet dan berakhir di Loji Soko Giri desa setempat yang berjarak 1 km. Diantara tumpeng, belasan diantaranya berupa tumpeng besar. Lainnya, tumpeng- tumpeng berukuran kecil.
Sesampai di Loji Soko Giri, dilakukan doa bersama demi keselamatan warga Desa/Kecamatan Selo. Setelah itu, seluruh tumpeng diperebutkan warga yang hadir dalam acara tersebut. Termasuk berebut lauk ingkung ayam, telur serta tempe dan tahu.
Kirab juga diisi atraksi 24 kelompok peserta dari 24 Rt di Desa Selo di depan panggung kehormatan. Setiap kelompok mendapat alokasi waktu atraksi selama 5 menit. Para juara bakal mendapat hadiah berupa bingkisan dari Pemdes Selo nantinya.
Kades Selo, Andi Sutarno menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian menyambut 100 tahun Desa Selo. Sekaligus sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki yang diterima seluruh masyarakat.
“Desa Selo merupakan desa tertua di wilayah Kecamatan Selo yang sudah ada sejak sebelum masa penjajahan Belanda. Saat itu Desa Selo merupakan wilayah Kademangan,” katanya.
Adapun tumpeng yang dikirab tersebut merupakan sumbangan dari 24 Rt di seluruh Desa Selo. Seluruh tumpeng melambangkan jumlah kepala keluarga (KK) di desa tersebut. Dimana total Desa Selo memiliki 1.008 KK”.
“Kami juga berharap, kirab tersebut menginspirasi seluruh warga untuk saling menjaga kerukunan. Harapannya, kesejahteraan masyarakat juga terus meningkat.”
Ditambahkan, mayoritas warga menggantungkan pada usaha pertanian dan peternakan, khususnya sapi perah dan sapi pedaging. Sebagian lagi ASN dan wiraswasta. Bahkan, sebagian warga juga berusaha mendukung kegiatan wisata.
“Mereka membuka usaha warung makan serta penginapan,” katanya. Waskita