Site icon JOGLOSEMAR NEWS

5.000 Hektare Hutan dan Lahan di Kawasan Gunung Arjuna Ludes Terbakar Selama 13 Hari

Gunung Arjuna dan Gunung Welirang atau pegunungan Arjuna-Welirang difoto pada 7 Juli 2019 / tempo.co

MALANG, JOGLOSEMARNEWS.COM Bersamaan dengan musim kemaraun tahun ini, di beberapa daerah di tanah air dilanda kebakaran lahan. Mulai dari lahan dan hutan di kawasan Solo Raya, sampai kebakaran yang terjadi di Gunung Arjuna pada Sabtu (26/8/2023) lalu.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Gunung Arjuna dan sekitarnya sejak 26 Agustus hingga 8 September 2023 itu telah menghanguskan 5.370 hektare hutan dan lahan.

Kebakaran itu bermula dari Desa Toyomerto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kobaran api kemudian menjalar ke kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo hingga Pasuruan, Batu, dan Mojokerto.

Mayoritas kebakaran terjadi di wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Tahura Raden Soerjo Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Untuk diketahui, Tahura Raden Soerjo adalah kawasan pelestarian alam seluas 27.868 hektare yang berada dalam gugusan kompleks pegunungan Arjuno-Welirang-Anjasmoro.

Secara administratif, wilayah Tahura Raden Soerjo masuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Jombang, dan Kota Batu. Dari seluruh wilayah kerja Tahura Raden Soerjo, dampak terparah kebakaran dialami wilayah Pasuruan dan paling kecil di Jombang.

Pasuruan Terdampak Paling Luas di Karhutla Gunung Arjuna

“Total luasan kebakaran di Gunung Arjuna dan sekitarnya per hari ini mencapai 5.370 hektare dari sebelumnya seluas 4.403 hektare,” kata Jumadi, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, kepada Tempo, Jumat, 8 September 2023.

Tercatat, Pasuruan menjadi wilayah paling parah terdampak kebakaran dengan luasan mencapai 3 ribu hektare, Kota Batu 900-an hektare, Malang 800-an hektare, dan Mojokerto hampir 400 hektare. Sedangkan wilayah Jombang aman.

Pemadaman api diintensifkan melalui udara dengan melakukan pengeboman air atau water bombing menggunakan dua helikopter Super Puma milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kemarin, BNPB menambah satu unit helikopter pemadam kebakaran dari sebelumnya hanya satu unit.

Menurut Jumadi, penambahan helikopter lazim dilakukan BNPB saat terjadi kebakaran pada tahun-tahun sebelumnya. Penambahan helikopter sangat dibutuhkan mengingat luasan api dan kondisi medan yang ekstrem apabila hanya mengandalkan pemadaman secara manual lewat darat. Pemadaman lewat udara bisa mempercepat proses pemadaman.

Hasilnya, jumlah titik api semakin berkurang. Bahkan, titik api di wilayah Kota Batu sudah hilang. Titik api tersisa sedikit di wilayah Mojokerto, seperti di Pacet, dan Prigen di Pasuruan. Total, jumlah titik api sudah menyusut 80 persen dari sebelumnya mencapai ratusan titik api yang tersebar di wilayah Malang, Pasuruan, Malang, Mojokerto, dan Batu.

Empat Jalur Pendakian Ditutup

Kebakaran itu berdampak pada aktivitas pendakian. Empat jalur pendakian ke Gunung Arjuna ditutup sementara sejak 26 Agustus sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Empat jalur pendakian ini adalah jalur Tretes di Kecamatan Prigen dan jalur Tambaksari di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan; jalur Sumberbrantas di Kota Batu, serta jalur Kebun Teh Wonosari di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo Ahmad Wahyudi mengumumkan penutupan sementara seluruh kegitan wisata alam, mulai dari pendakian Gunung Arjuna-Welirang, Gunung Pundak, Bukit Watu Jengger, Bukit Semar, Bukit Cendono, dan Pemandian Air Panas Cangar. Pengumuman itu tertera dalam surat bernomor 522/1113/123.7.2/2023 Tanggal 4 September 2023 tentang Penutupan Sementara Aktivitas di Kawasan Tahura Raden Soerjo.

Pemadaman Karhutla dengan Pengeboman

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, penambahan helikopter bisa mempercepat pemadaman. BNPB membantu operasi pemadaman melalui udara. Sebelumnya, selama seminggu kebakaran, BNPB mengerahkan satu unit helikopter untuk melakuka water bombing.

“Hari ini (Jumat, 8 September 2023) kami tambah satu unit lagi dengan harapan dalam satu-dua hari ke depan kebakaran bisa kita atasi,” kata Suharyanto sehabis menghadiri rapat koordinasi di Posko Darurat Penanganan Karhutla Gunung Arjuna di Pendapa Kaliandra, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Sebetulnya, kata Suharyanto, pengeboman air merupakan upaya terakhir ketika kebakaran berada di tempat-tempat yang tidak bisa sepenuhnya diatasi lewat operasi darat. Selain itu, hal yang perlu diperkuat adalah penangangan darat dengan melibatkan personel yang tangguh, kuat, dan mempunyai peralatan lengkap.

Secara umum, kondisi karhutla di Gunung Arjuna (3.339 meter di atas permukaan laut) sudah mulai terkendali. Memang api belum pada sepenuhnya, hanya tinggal sisa-sisa bara api.  

Exit mobile version