Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Asah Keterampilan Warga Desa Winong, Boyolali, Mahasiswa KKN 82 FKIP UNS Gelar Pelatihan Membuat Batik Ikat Celup

Ibu-ibu RW 8 Dukuh Gabug, Desa Winong, Boyolali tampak asyik membuat batik ikat celup dalam bimbingan mahasiswa KKN Kelompok 82 FKIP UNS | Foto: Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa KKN Kelompok 82 FKIP UNS menggelar workshop pembuatan batik ikat celup di Dukuh Gabug, Desa Winong, Boyolali.

Workshop yang berlangsung Minggu (13/8/2023) itu diikuti oleh 24 orang ibu-ibu dari RW 8 Dukuh Gabug, Desa Winong dengan mengambil tempat di rumah salah seorang warga.

Penanggungjawab kegiatan, Khaidar menjelaskan, selain untuk mengasah keterampilan warga,  workshop pembuatan batik ikat celup tersebut juga bertujuan untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang.

“Batik ikat celup ini merupakan bagian penting dari budaya Indonesia, khususnya batik ikat celup. Karenanya perlu dilestarikan, karena merupakan warisan budaya tak benda yang sangat berharga,” papar Khaidar.

Inilah produk kain batik ikat celup yang sungguh unik, karya dari ibu-ibu RW 8 Dukuh Gabug, Desa Winong, Boyolali atas bimbingan mahasiswa KKN Kelompok 82 FKIP UNS | Foto: Istimewa

Ia menjelaskan, batik ikat celup dikenal juga sebagai batik jumputan. Batik ikat celup adalah batik yang dibuat dengan cara diikat dengan tali, lalu dicelup dengan warna. Tali berfungsi untuk menutupi bagian yang tidak menggunakan warna.

Ikatan tali tersebut, jelas Khaidar, yang nantinya akan membentuk motif. Batik ikat celup memiliki suatu kekhasan dalam motifnya yang cenderung geometris.

“Setiap orang bisa mengembangkan kreativitas dalam menciptakan pola, desain, dan kombinasi warna dalam membuat batik ikat celup,” bebernya.

Khaidar menjelaskan, pembuatan batik jenis ini sangat mudah dan tidak memerlukan waktu lama, karena tidak menggunakan lilin dan canting.

Selain itu, alat dan bahan untuk membuat kain batik ikat celup mudah didapatkan. Kain batik ikat celup dapat dikreasikan menjadi berbagai kerajinan seperti tas, pakaian dan selimut.

Hasil Praktik untuk Karnaval

Dipaparkan Khaidar, dalam workshop pembuatan batik ikat celup ini, tim KKN 82 menyediakan berbagai peralatan yang dibutuhkan.

Mulai dari waterglass, kain putih 2×1 meter sebanyak enam helai dan pewarna. Tim menyediakan empat warna untuk mewarnai kain, yaitu warna kuning, merah, hitam dan biru.

Sedangkan peralatan yang dibutuhkan yaitu ember, spons, cup, karet gelang, dan sarung tangan plastik. Karet gelang digunakan sebagai pengganti tali untuk mengikat kain agar membentuk pola.

Mahasiswa KKN Kelompok 82 FKIP UNS tengah berfoto bersama dengan Ibu-ibu RW 8 Dukuh Gabug, Desa Winong, Boyolali dengan latar belakang kainbatik produk mereka | Foto: Istimewa

Workshop dimulai pukul 13.00 WIB, diawali dengan pemaparan materi secara singkat mengenai cara pembuatan serta alat dan bahan yang diperlukan.

Acara dilanjutkan dengan praktik membuat batik. Dalam praktik ini, ibu-ibu dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari tiga hingga empat orang dan didampingi oleh tim KKN 82.

Tim KKN membagikan kain putih untuk masing-masing kelompok dan sejumlah karet gelang untuk mengikat kain. Setiap kelompok bebas menentukan motif apa yang ingin dibuat. Setelah selesai mengikat kain, kemudian kain direndam sebentar ke dalam waterglass.

Tahap selanjutnya adalah proses pewarnaan kain dengan menggunakan spons. Dalam proses pewarnaan, peserta menggunakan sarung tangan agar cat tidak mengenai kulit tangan.

Setelah proses pewarnaan, ikatan karet gelang pada kain dilepas satu per satu. Pada tahap ini, motif pada kain sudah dapat terlihat.

“Setelah itu, kain dijemur hingga kering dan dicuci agar tidak kaku,” ungkap Khaidar.

Workshop diakhiri dengan sesi foto bersama dengan kain hasil kreasi ibu-ibu Dukuh Gabug.

Selama kegiatan, ibu-ibu sangat antusias dan bersemangat dalam menumpahkan kreasinya membuat batik ikat celup.

Uniknya, hasil pelatihan membatik itu kemudian digunakan oleh warga Dukuh Gabug dalam kegiatan karnaval kemerdekaan yang diadakan oleh pemerintah Desa Winong pada 19 Agustus 2023. [Redaksi]

Exit mobile version