Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Ditutup Sejak 2018, Penutupan Pendakian Gunung Merapi Bakal Dikaji Ulang

Ilutrasi gunung merapi, Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) bakal mengkaji ulang terkait penutupan pendakian Gunung Merapi. Seperti diketahui, Merapi masih dinyatakan tertutup untuk aktivitas pendakian.

Penutupan tersebut dilakukan sejak 2018 saat status Merapi meningkat dari normal menjadi waspada. Hanya petugas dan pihak yang diberikan izin saja yang diperkenankan mendaki gunung setinggi 2.910 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu.

“Yang boleh mendaki ya petugas saja, termasuk petugas yang melakukan pengecekan CCTV di kawasan puncak,” kata Kepala BTNGM, Muhammad Wahyudi.

Dijelaskan, pihaknya sudah sering ditanya, kapan pendakian Gunung Merapi dibuka. Hanya saja, pihaknya belum bisa menjawab secara terperinci pertanyaan yang disampaikan tersebut. Mengingat status Merapi yang masih dinyatakan waspada hingga kini.

Diakui, rencana kajian sebenarnya sudah disampaikan ke Balai Penyelidikan dan pengembangan teknologi kebencanaan geologi (BPPTKG) Yogyakarta. Gunung Merapi memiliki dua jalur pendakian, yakni Selo, Boyolali dan Sapu Angin, Klaten.

“TNGM merupakan kawasan pelestarian alam yang memiliki tempat pendakian,” katanya.

Ditambahkan, dengan kajian tersebut nantinya bisa didapatkan dasar ilmiah terkait pendakian Gunung Merapi. “Apakah tetap ditutup selamanya, atau bisa dibuka untuk pendakian dengan catatan tertentu,” lanjutnya.

Apakah selama ditutup juga ada pembersihan atau pemeliharaan jalur pendakian Merapi? Pihaknya memastikan tidak pernah melakukan pembersihan dan pemeliharaan jalur pendakian. Pihaknya khawatir hal itu justru dianggap bakal melegalkan pendakian.

“Kami lakukan pembersihan atau pemeliharaan, nanti malah dikira melegalkan pendakian,” tandasnya. Waskita

Exit mobile version