Beranda Umum Nasional Sudah Diberi Wewenang Pilih Wakil, Anies Akhirnya Tunduk Perintah Partai

Sudah Diberi Wewenang Pilih Wakil, Anies Akhirnya Tunduk Perintah Partai

Ketua Umum PKB, Muahimin Iskadar dan Bacapres Anies Baswedan | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Di awal deklarasinya sebagi bakal calon presiden (Bacapres), Anies Baswedan sudah diberi kewenangan untuk memilih dan menentukan calon pendampingnya.

Namun ujung-ujungnya, ia tunduk juga pada perintah Ketua Umum Partai NasDem, Surya paloh yang menjodohkan dirinya dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.

Padahal, sebelumnya ia dikabarkan sudah menulis surat yang meminta Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi wakilnya.

Hampir bersamaan dengan keputusannya menjodohkan Anies dengan Muahimin Iskandar tersebut, Ketua Umum NasDem, Surya Paloh menyambangi Istana pada Kamis (31/8/2023) sore. Ia menghadap Jokowi sekitar pukul 17.30 WIB.

Pertemuan tersebut berlangsung lebih dari 15 menit. Anjangsana Surya Paloh dengan Jokowi ditengarai membahas keputusan memasangkan capres NasDem Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres.

Tempo mengkonfirmasi pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh ke anggota Tim 8 Koalisi Perubahan sekaligus Ketua DPP NasDem Willy Aditya. Namun Willy tak merespons. Senada dengan Willy, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin juga tak merespons pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh tersebut.

Baca Juga :  Warga Aceh Akhirnya Demo Turun ke Jalan, Desak Penetapan Status Bencana Nasional

Keputusan Surya Paloh memasangkan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar diungkap Demokrat malam tadi.

Sekjen Demokrat sekaligus anggota Tim 8 Koalisi Perubahan Teuku Riefky Harsya mengatakan pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies.

Tentu saja penetapan itu tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS, yang merupakan anggota Koalisi Perubahan pengusung Anies sebagai capres. PKB sebelumnya berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.

Malam itu juga, menurut Riefky, Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu. Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat.

“Melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” ujar Riefky.

Baca Juga :  BNN Peringatkan Bahaya Narkotika Mulai Mengincar Anak SD

Demokrat memandang rentetan peristiwa itu merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol.

“Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” kata Riefky.

www.tempo.co

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.