Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Sumur-sumur Mengering, Warga Desa Bojong Boyolali Buat Belik di Dasar Sungai, Airnya Harus Diendapkan Dulu

warga Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali mengambil air dari belik di dasar sungai yang telah mengering. Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kemarau panjang membuat sebagian warga Desa Bojong, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali kesulitan mendapatkan air bersih.

Sumur-sumur milik warga di desa tersebut telah kering, sedangkan sumber air yang ada debitnya mengecil. Selain itu, sumber air tersebut juga berada jauh dari pemukiman warga dan harus antre untuk mengambilnya.

Keadaan itu membuat warga terpaksa menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka membuat belik dengan cara menggali dasar sungai yang mengering sedalam sekitar satu meter.

Selanjutnya, belik dibiarkan hingga keluar air. Air yang terkumpul lalu diambil dan dimasukkan ke dalam jerigen.

“Ya, terpaksa seperti ini. Sumur sudah kering dan sumber air terbatas. Sudah tiga bulan terakhir ini, kami memanfaatkan air dari belik di dasar sungai,” ujar Yulian, salah satu warga setempat.

Menurut Yulian, mengumpulkan ar dari dasar galian membutuhkan kesabaran ekstra. Air diambil sedikit demi sedikit dengan menggunakan gayung untuk dimasukkan ke dalam jerigen. Air yang terkumpul lalu dibawa pulang.

Hanya saja, air tersebut tak bisa langsung dimanfaatkan. Air harus diendapkan dulu agar kotorannya mengendap. Selain itu, agar bau tak sedap bisa berkurang. Setelah semalam suntuk, baru kemudian bisa digunakan untuk kebutuhan sehari- hari.

“Karena tak ada air terpaksa menggunakan air sungai ini. Baik untuk keperluan memasak, mandi, mencuci, hingga minum ternak,” tandasnya.

Ketua RW 03, Desa Bojong, Pasimin menambahkan, warga terpaksa menggunakan air dari dasar sungai sejak awal Juli lalu.
Selain sungai, sebenarnya ada sumber air, namun lokasinya jauh dan jalan sulit dilalui.

“Belum lagi harus antre lama untuk mengambil air dari sumber air tersebut. Sehingga warga disini membuat belik di dasar sungai untuk mendapatkan air,” katanya.

Apakah tak ada bantuan air bersih. Menurut dia, bantuan air bersih tidak tidak cukup karena harus bergiliran dengan warga desa lainnya.

“Sebenarnya pernah ada bantuan sumur bor. Sayang saat dilakukan pengeboran hingga empat titik, tak juga keluar airnya,” pungkasnya. Waskita

Exit mobile version