WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Berikut ini update penanganan stunting Wonogiri, yang ternyata sampai memantik perhatian pemerintah pusat.
Terbukti ketika Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terjun ke Wonogiri, memantau penanganan stunting Wonogiri, belum lama ini di Desa Sidorejo Tirtomoyo Wonogiri, Kamis (26/10/2023).
Lantas bagaimana update stunting Wonogiri sesungguhnya?. Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Bupati Jekek menyebutkan berdasarkan evaluasi dari Kemenko PMK terkait penanganan stunting Wonogiri, tingkat kehadiran balita dalam penimbangan cukup bagus.
Pasalnya persentase balita yang ikut penimbangan menyentuh angka 90 persen.
“Itu luar biasa. Komitmen kami menurunkan angka stunting dianggap bagus. Penurunan stunting sudah oke. Tinggal ditingkatkan lagi fungsi-fungsi koordinasi dan evaluasi,” tegas Bupati Jekek.
Bukan hanya itu, Kemenko PMK memberi mengapresiasi penanganan stunting di Wonogiri. Karena angka stunting turun jauh.
“Jadi nanti lebih ditingkatkan lagi pola-pola penanganannya,” tutur Bupati Jekek.
Bupati Jekek mengaku sengaja memilih Tirtomoyo, karena salah satu kecamatan dengan angka anak risiko stunted tinggi bersama Pracimantoro. Sekaligus deklarasi komitmen Pemkab Wonogiri dalam pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem.
Untuk diketahui, angka stunting Wonogiri mengalami kenaikan pada penimbangan September. Penyebabnya karena turunnya angka keikutsertaan balita dalam penimbangan. Data Dinkes Wonogiri, ada 42.308 balita mengikuti penimbangan pada September lalu. Dari jumlah itu, 4.867 balita atau 11,5 persen terindikasi stunting.
Sebelumnya pada Agustus tercatat 43.510 balita mengikuti penimbangan. Dari jumlah itu, 4.615 balita atau 10,6 persen terindikasi stunting.
“Ada kenaikan penimbangan di September dibanding Agustus. Maka kami perkuat lagi komitmen para bidan desa, puskesmas, dan kades. Supaya berkolaborasi dalam penanganan stunting, hasilnya angka partisipasi penimbangan naik lagi,” jelas Bupati Jekek. Aris Arianto