Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Gugur Diserang KKB di Papua, Anggota TNI Asal Desa Wonosegoro Boyolali Dimakamkan di Kampung Halaman

Pratu Miftahul Firdaus (22), anggota TNI yang gugur akibat serangan KKB di Nduga, Papua dimakamkan di daerah asal di Desa/Kecamatan Wonosegoro, Senin (27/11/2023). Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Pratu Miftahul Firdaus (22), anggota TNI yang gugur akibat serangan KKB di Nduga, Papua dimakamkan di daerah asal di Desa/Kecamatan Wonosegoro, Senin (27/11/2023). Pemakaman dilakukan dengan upacara militer.

Jenazah tiba di rumah duka di Dukuh Jaragan dengan mobil ambulan pada pukul 13.30 WIB. Kedatangan jenazah disambut isak tangis keluarga dan kerabat. Setiba di rumah duka, lalu dilakukan sholat jenazah.

Selanjutnya, jenazah dimakamkan di Pemakaman Umum Dukuh Jrebeng, Desa/Kecamatan Wonosegoro atau sejauh 1 km dari rumah duka. Rangkaian upacara pemakaman dilakukan pukul 14.30 diawali dengan upacara persemayaman secara militer.

Dandim 0724 Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Wiwoho mengungkapkan, Pratu Miftahul Firdaus gugur setelah kontak senjata dengan KKB Papua pada Sabtu (25/11/2023) pagi. Awalnya, jenazah Pratu Firdaus akan dipulangkan pada Minggu (26/11/2023).

“Tapi menunggu evakuasi dan baru dipulangkan hari ini,” katanya

Jenazah diangkut dengan pesawat terbang. Pertama, pesawat mendarat di Bandung untuk menurunkan jenazah prajurit disana. Kemudian pesawat kembali terbang dan mendarat di Bandara Adi Soemarmo.

“Ada tiga jenazah yang dibawa, masing- masing satu anggota asal Bawen, Madiun dan satu dari Boyolali (Pratu Miftahul Firdaus). Kami turut berbela sungkawa, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” katanya.

Gugurnya almarhum Pratu Miftahul Firdaus juga meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabatnya. Mereka tidak menyangka almarhum demikian cepat meninggalkan dunia.

Tak heran, kedatangan jenazah almarhum disambut isak tangis keluarga, kerabat maupun para tetangga. Demikian pula saat jenazah dibawa ke tempat pemakaman atau tempat peristirahatan terakhir, isak tangis pun kembali terdengar.

“Ya, kami sangat sedih. Padahal dia sebentar lagi akan mengkahiri tugas di Papua pada tanggal 18 Desember mendatang,” ujar seorang kerabat almarhum.

Arifin, paman almarhum mengungkapkan, keluarga dan kerabat tidak menyangka bakal menerima kabar duka tersebut. Pihak keluarga diberitahu perihal gugurnya Pratu Miftahul Firdaus pada Sabtu (25/11) setelah Isya.

“Namun waktu itu masih diminta menunggu info selengkapnya. Dan sekitar pukul 21.00, baru ada kabar kepastian tentang meninggalnya keponakan saya itu.”

Dijelaskan, almarhum Pratu Miftahul Firdaus kontak dengan keluarga terakhir kali pada Jumat (24/11) atau sehari sebelum kejadian. Saat itu, almarhum sempat videocall dengan bapaknya (Sofrowi), ibumya (Sri Rohmiyatin) dan kakaknya.

“Ya, biasa saling rindu dan almarhum diminta tetap hati- hati dan disiplin bertugas,” tandasnya. Waskita

Exit mobile version