Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Mahasiswa KKN Psikologi UNS Gelar Psikoedukasi untuk Cegah Diskriminasi pada Mahasiswa Baru dari Papua

Penyampaian materi Psikoedukasi pencegahan dan penanganan diskriminasi di Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta, Minggu (24/9/2023) | Foto: Dok Pribadi

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Perpindahan mahasiswa ke tempat baru sering kali diiringi dengan tantangan. Hal ini juga dapat dialami mahasiswa dari Papua yang belajar ke Pulau Jawa yang mungkin terdampak diskriminasi.

Salah satu pemicunya adalah stigma yang dilekatkan pada orang Papua, sehingga mereka mendapat perlakuan negatif, mulai dari ejekan sampai pada segregasi sosial.

Perbincangan dengan Pimpinan Komunitas Mahasiswa Papua Surakarta (Kompas) pada September 2023 menunjukkan, bahwa di Surakarta  tidak sedikit mahasiswa Papua yang mengalami diskriminasi di kampus mereka.

Yang lebih ekstrem lagi, ada mahasiswa yang memilih untuk berhenti kuliah dan pulang ke Papua karena perlakuan diskriminasi yang dialaminya.

Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) berinisiatif untuk mengadakan Psikoedukasi Pencegahan dan Penanganan Diskriminasi pada Mahasiswa Baru Papua di Surakarta.

Para peserta Psikoedukasi Pencegahan Diskriminasi, Surakarta tengah berfoto bersama, Minggu (24/9/2023) | Foto: Dok Pribadi

Psikoedukasi diadakan pada hari Minggu (24/9/2023) di Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta dan merupakan bagian dari program rekognisi Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bawah bimbingan dosen Fakultas Psikologi UNS, Dr. Andrian Liem, M.Psi.

Secara umum psikoedukasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai diskriminasi serta upaya pencegahan dan penanganan dari dampak diskriminasi yang mungkin dialami oleh mahasiswa baru dari Papua.

Ketua tim KKN, Stefanie Nurhafizah Widodo menjelaskan, materi yang dibagikan mencakup pemahaman dasar tentang diskriminasi, jenis, dan bentuk diskriminasi.

Selain itu, peserta juga belajar tentang dampak, pencegahan dan juga penanganan yang tepat terhadap kasus diskriminasi.

Selain paparan dari tim pemateri, peserta juga diajak terlibat aktif seperti yang dicontohkan oleh seorang narasumber yang membagikan pengalaman diskriminasi, dampak diskriminasi yang dirasakan dan bagaimana narasumber mengatasinya.

Untuk lebih membumikan pengetahuan yang diperolehnya, peserta diajak melakukan LGD (Leaderless Group Discussion) sekitar 20 menit.

Dalam forum kecil ini, kepada peserta diberikan kasus diskriminasi dan diberi pertanyaan kritis, yang mendorong peserta untuk menggunakan pemahamannya terhadap materi yang telah diberikan.

Dalam program ini juga dibagikan modul berisi materi psikoedukasi diskriminasi untuk peserta, dengan harapan di kemudian hari dapat menjadi sumber literasi bagi peserta dalam menghadapi kehidupan barunya di kampus, terkhusus dalam menghadapi diskriminasi.

“Dampak jangka panjang dari program psikoedukasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta dalam penyebaran informasi mengenai isu-isu diskriminasi,” ujar Stefani seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Hal tersebut bertujuan untuk mendorong peserta berperan aktif dalam mempromosikan kesetaraan dan toleransi baik di kampus maupun di lingkungan sehari-hari.

Selain itu juga dapat membangun relasi antar peserta yang memiliki minat sama dalam menentang diskriminasi, sehingga menjadi agen perubahan dan sumber dukungan emosional serta sosial dalam menghadapi diskriminasi di masa depan.

Untuk diketahui, tim KKN Fakultas Psikologi UNS ini terdiri dari empat orang personel, yakni Stefanie Nurhafizah Widodo (Ketua),

Rizka Utami Alhadawi, Samuel Beniah Ivander Hulu dan Steven Komala Sutta. [Redaksi]

 

Exit mobile version