Beranda Daerah Wonogiri Mengenal Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin di MTs Sudirman Jatisrono Wonogiri

Mengenal Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin di MTs Sudirman Jatisrono Wonogiri

Rahmatan Lil alamin
Pemberian materi untuk P5 dan PPRA di MTs Sudirman Jatisrono Wonogiri. Dok. Kodim 0728 Wonogiri

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Ratisan siswa MTs Sudirman Jatisrono mengikuti kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA) dan Anti Perundungan alias Bullying.

Dalam kegiatan tersebut, pihak sekolah MTs Sudirman Jatisrono menggandeng Koramil 14/Jatisrono untuk memberikan pembekalan kepada siswa-siswinya yang bertempat di Lapangan Jatisrono, Selasa (31/10/23).

Kegiatan P5 dan PPRA sendiri adalah projek pendidikan yang bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila (ideologi dasar Indonesia) dan Rahmatan lil Alamin (konsep kebaikan dan keadilan dalam Islam) di kalangan pelajar.

Projek ini biasanya dilaksanakan di sekolah/madrasah dan institusi pendidikan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemahaman, etika, dan moral pelajar.

Adapun kegiatan yang diberikan oleh anggota Koramil 14/Jatisrono Serda Agus Guridno dan Serda M. Huda, kepada siswa-siswi MTs Sudirman Jatisrono berupa Pembelajaran Dasar Bela Negara(PDBN) dan Peraturan Baris Berbaris (PBB), serta Stop Perundungan dan Bullying di kalangan pelajar.

Baca Juga :  Jangan Beli HP Baru Pilih Barang Bekas, Frugal Living Boikot Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

Serda Agus Guridno juga menjelaskan bahwa, perundungan atau bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, baik melalui fisik atau psikologis.

“Dengan tujuan menyakiti dan dilakukan secara terus menerus sehingga berpotensi membuat korban trauma dan tertekan,“ terang Serda Agus Guridno.

Tindakan bully tidak hanya berupa kekerasan secara fisik kepada korban, seperti memukul, menampar, atau menendang. Bully juga dapat berupa tindakan tanpa melakukan kekerasan fisik tetapi bisa juga seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan yang tidak sewajarnya, bahkan cenderung tidak sopan.

Dengan adanya pelatihan dan pembekalan yang diberikan, Serda Agus Guridno berharap akan terbentuk siswa-siswi yang handal, berdisiplin dan berprestasi. Tentunya jauh dari pengaruh yang bisa merusak moral bangsa, serta dapat terwujud peserta didik yang berkarakter kebangsaan, toleran dan menghargai perbedaan. Aris Arianto