SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Program Studi (Prodi) D3 DKV Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan penelitian tentang dampak rebranding logo baru Kota Solo ditinjau dari sudut pandang Brand Equity.
Penelitian tersebut dilakukan untuk merespons penggunaan logo baru Kota Solo yang dirilis pada bulan Februari 2023, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-278 Kota Solo.
Hasil kajian penelitian tersebut kemudian diuji lewat Focus Group Discussion (FGD) yang berlangsung di ruang Mangkunegaran UNS Inn, Senin (6/11/2023).
FGD diselengarakan secara hybrid dengan menghadirkan pembicara dari UIN Salatiga, Faizal Risdianto, M.Hum, yang memiliki kompetensi di bidang brand equity.
Ketua peneliti, Sigied Himawan Yudhanto, M.Sn sekaligus Ketua Riset Group dengan anggota seluruh dosen Prodi D3 DKV mengaku sangat berharap implikasi dari FGD tersebut dapat menjadi bagian dari schematic review dalam penelitian seputar city branding ataupun city tourism, baik dalam skala lokal maupun nasional.
Sigied Himawan menjelaskan, kekuatan logo baru sebagai rebranding Kota Solo tersebut dikaji lewat diseminasi Penelitian Hibah Riset Grup DKV Media Interaktif Prodi D3 DKV Sekolah Vokasi yang mengusung tema “Analisis City Branding Logo Baru Kota SOLO dari Perspektif Brand Equity” tahun anggaran 2023.
“Hasil penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan stakeholder terkait dengan penentuan kebijakan dalam membangun brand Solo sebagai city branding atau destination branding kota Solo ke depan,” jelas Sigied Himawan, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Dijelaskan, penelitian riset group DKV Media Interaktif Prodi D3 DKV SV UNS tersebut memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tarik wisata Kota Solo melalui pemanfaatan logo baru Kota Solo.
Sementara itu, Faizal Risdianto, M.Hum dalam paparannya menjelaskan, hadirnya logo baru Kota Solo tersebut dapat dimaksimalkan untuk memperkuat daya tarik destinasi wisata, yang pada gilirannya dapat mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke Kota Solo.
Dan dalam skala yang lebih luas dapat, rebranding Kota Solo dapat mendukung pertumbuhan sektor pariwisata. Di luar itu, faktor brand equity yang kuat dapat memberikan citra positif dan menarik pelaku bisnis maupun investor, sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Solo.
“Dan secara riil diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” papar Faizal.
Dengan memanfaatkan analisis brand equity, demikian Faizal, Pemkot Solo dapat mengarahkan upaya promosi, pengembangan dan pengelolaan kota ke arah yang lebih baik, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup bagi penduduknya.
“Di sisi lain, upaya ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing Kota Solo di kancah persaingan global,” bebernya. [Redaksi]