![2012 - FKOR](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2023/12/2012-FKOR.jpeg?resize=640%2C448&ssl=1)
MAGELANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mencetak atlet olah raga berprestasi bukan sekadar menggembleng olah keterampilan secara teori dan teknis semata.
Namun yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengolah dan melatih fisik atlet, karena kualitas fisik bisa menentukan hasil pembinaan prestasi bagi atlet itu sendiri.
Merujuk pada adagium di atas, melalui program magang, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FKOR) UNS melaksanakan tes kebugaran jasmani terhadap para atlet pembinaan prestasi Kota Magelang di GOR Samapta Kota Magelang.
Tes kebugaran fisik tersebut merupakan bagian dari program pemagangan melalui konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bekerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Magelang.
Ketua Tim MBKM Fakultas Ilmu Keolahragaan UNS, Annisa Azzahra melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, tes tersebut dilakukan dengan menggunakan instrumen tes fisik, meliputi tes kekuatan, tes kelincahan dan tes kecepatan MFT (Multistage Fitness Test).
“Tes fisik bagi kebugaran atlet ini salah satunya untuk mengetahui seberapa bugar kondisi fisik atlet terutama pada volume oksigen atlet,” papar Annisa.
Bagi pelatih, tes fisik tersebut dapat bermanfaat untuk mengukur kemampuan, memperbaikin VO₂ Max, dan untuk meningkatkan pembinaan prestasi atlet.
Annisa mengungkapkan, melalui sebuah instrumen tertentu, tes kecepatan MFT dilakukan untuk mengukur kapasitas paru atlet yang dimana menjadi pondasi utama pada pembinaan prestasi.
Cara penggunaan instrument tes ini, yakni dengan menggunakan suara dari cassete. Caranya, atlet diminta untuk berlari sesuai dengan intruksi pada cassete dengan lintasan lari untuk tes tersebut berjarak 20 meter.
Dalam pelaksanaannya, ketika atlet tertinggal dua kali bunyi bip atau tertinggal 2 level, atlet ditarik dari tes dan skor atlet dicatat sebagai hasil dalam tes tersebut.
“Selesai dari kegiatan tes tersebut, mahasiswa MBKM bertindak sebagai testor, dan dalam program MBKM ini mahasiswa melakukan monitoring, mengevaluasi dan memberikan perlakuan latihan fisik,” ujar Annisa.
Pada akhir pemberian program latihan fisik, mahasiswa melakukan tes fisik kedua untuk mengetahui adakah peningkatan kualitas fisik pada atlet atas treatment yang diberikan.
Annisa mengatakan, ke depannya jika ingin mendapatkan pembinaan prestasi yang baik, dalam periodisasi latihan, atlet harus dibuat sesuai dengan porsi yang dibutuhkan atlet.
“Bagaimanapun juga, fisik atlet menjadi modal utama untuk menunjang latihan dan pembinaan prestasi bagi atlet itu sendiri,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, proses magang tersebut menjadi media tepat untuk belajar bagi mahasiswa, dengan menerapkan ilmu yang diperoleh pada masa kuliah, dengan tetap berpedoman pada azas-azas kepelatihan. [Redaksi]