JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Covid-19 telah lewat, kini muncul wabah baru di negeri tirai bambu. Belakangan ini, marak terjadi kasus pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China.
Sejauh ini memang belum diketahui pasti penyebab dari pneumonia tersebut. Masih misterius.
Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas China menyebut, pemicunya bukanlah patogen baru.
Salah penyebabnya adalah mycoplasma atau mikoplasma pneumonia.
Penyakit itu memang belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Akan tetapi orang tua sudah semestinya melakukan upaya pencegahan.
Oleh karena itu, anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof. Erlina Burhan, menganjurkan beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, jika anak sakit orang tua jangan memaksa anak untuk bersekolah.
“Kalau anak kita, terutama mengalami batuk pilek, atau tidak enak badan, lebih baik tidak usah sekolah. Khawatirnya malah menularkan ke teman,” ungkap Erlina saat media briefing secara virtual, Jumat (1/12/2023).
Anjuran tersebut menurut Erlina, berlaku untuk semua penyakit, termasuk batuk dan flu biasa.
Kedua, ajarkan kembali anak mengenakan masker dan mencuci tangan. Penggunaan masker ini, untuk saat sekarang bukan hal baru, karena sudah teradaptasi wkatu marak Covid-19 yang lalu.
Ketiga, orang tua perlu waspada dan mengecek kesehatan anak secara rutin.
“Jadi orangtua, setiap hari mengamati anaknya sebeum pergi sekolah, diperiksa, diraba apakah demam, batuk, pilek. Jika iya,disarankan tidak sekolah, istirahat 2—3 hari sembuh kalau virus biasa saja,” katanya.
Semenara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta semua jajarannya untuk siaga dan mewaspadai kasus pneumonia.
Kemenkes kemudian menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Erlina mengatakan pemerintah saat ini sudah cukup sigap merespons.
“Pemerintah sudah cukup sigap memberikan surat edaran, mengatakan jangan panik, waspada, lakukan pencatatan, pelaporan, segera merespons dan mengajak komunitas juga,” katanya.
Namun, menurutnya upaya ini perlu dibantu oleh berbagai lapisan masyarakat.
Termasuk organisasi profesi seperti PB IDI karena organisasi profesi juga menjadi mitra strategis pemerintah.
Selain itu, PB IDI juga harus membuat seminar, atau kegiatan dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Supaya mengerti dan jangan panik,” kata Erlina.
Kata Erlina, ada hal lain yang perlu dicermati, yaitu sistem imun masyarakat.
Jika sistim imun bagus, tubuh akan tetap kuat meski terpapar bakteri.
“Kalau pun terhirup udara mengandung kuman Mycoplasma, tidak berat-berat sakitnya karena imun bagus,” katanya.
Sebagai informasi, kasus undefined pneumonia atau pneumonia “misterius” telah menyerang anak-anak di China.
Bedasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.
Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri yang keberadaannya sudah ada sebelum munculnya Covid-19.
Bakteri ini bisa menyebabkan penyakit dengan cara merusak lapisan sistem pernapasan, lapisan pada tenggorokan, paru-paru, dan batang tenggorokan.
Baca juga: Kasus Pneumonia Merebak, Kemenhub Belum Akan Menutup Akses Masuk Turis China dan Belanda. #tribunnews