SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebagian warga Kabupaten Sleman mulai mengalami krisis air bersih, menyusul tidak adanya hujan hingga saat ini.
Sebagai catatan, hujan deras kali terakhir turun pada kisaran akhir November hingga awal Desember lalu.
Sebagai dampaknya, menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat tiga Kalurahan di Sleman yang mengalami krisis air bersih dan sekarang masih membutuhkan bantuan droping air bersih .
“Iya. Kekeringan lagi ini. Yang masih membutuhkan droping air, warga di Kalurahan Banyurejo, Merdikorejo (Tempel) dan Sendangrejo (Minggir),” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, Selasa (26/12/2023).
Padahal, menurut Bambang, BPBD Sleman sudah tidak memiliki anggaran untuk kebutuhan droping air bersih.
Sebab, anggaran yang tersedia sudah habis terpakai sejak akhir November lalu.
Meski kehabisan anggaran, pihaknya tetap berkomitmen untuk membantu warga yang mengalami kesulitan air bersih.
Misalnya, penyaluran air bersih di Kalurahan Merdikorejo pihaknya meminjamkan armada hingga melibatkan personel dengan anggaran lewat pemerintah Kalurahan.
Di samping itu, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) juga hingga kini masih memberi bantuan air bersih.
Bantuan tersebut diberikan kepada warga di Kalurahan Banyurejo, Tempel dan Sendangrejo, Minggir.
“Bantuan dari BBWSSO masih rutin. Untuk warga di Sendangrejo rutin satu tangki per hari. Kalau di Banyurejo tentatif pengirimannya bisa dua atau tiga hari sekali,” katanya.
Jagabaya Kalurahan Banyurejo, Irwan Darmanta mengatakan, sebagian warga di wilayahnya memang masih membutuhkan bantuan air bersih.
Terutama warga di Padukuhan Tangisan, Plambongan, Senoboyo dan Bulan. Droping dilakukan dua hari sekali sesuai kebutuhan.
“Satu tangki dua hari sekali, ke (Padukuhan) Tangisan, Plambongan, Senoboyo, dan Bulan,” katanya.