Site icon JOGLOSEMAR NEWS

Diguyur Hujan Abu, Kualitas Cabai Petani di Cepogo Boyolali Merosot, Harga Ikut Turun

Seorang petani di Desa Sukabumi, Kecamatan Cepogo, membersihkan tanaman dari paparan abu. Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Hujan abu vulkanik yang mengguyur beberapa kecamatan di Boyolali, Minggu (21/1/2024) masih dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Ya, guyuran abu vulkanik mengakibatkan kualitas cabai merosot.

Akibatnya, harga jual pun menurun. Apalagi, turunnya hujan abu ini juga dibarengi dengan turunnya air hujan. “Iya, cabai yang kami beli dari petani jadi cepat rusak dan membusuk,” kata Indi Rozani, salah satu pengepul sayur di Pasar Sayur Cepogo, Selasa (23/1/2024).

Harga cabai rawit dari petani semula Rp 30-35 ribu/ kg. Namun setelah terkena hujan abu vulkanik harga cabai turun menjadi Rp 25-28 ribu/kg. Tak hanya itu saja, dia selaku pengepul tak bisa langsung menjual cabai tersebut.

“Cabai harus dicuci hingga bersih dan kemudian dikeringkan,” katanya.

Kalau tak dicuci, maka konsumen enggan membeli karena kondisinya masih kotor. Itupun, dia masih dihinggapi perasaan was- was kalau cabai tak bisa laku dengan cepat. Sebab, cabai yang terkena abu vulkanik jadi cepat busuk.

“Cabai yang terkena hujan abu lebih cepat busuk, apalagi saat inisering turun hujan,” katanya.

Salah satu pembeli, Nurokhim juga mengungkapkan bahwa cabai yang terkena hujan abu tidak awet. Untuk itulah, pedagang mi dan bakso di Boyolali Kota ini memilih mengurangi pembelian cabai. Biasanya, dia membeli hingga 5 kg cabai untuk tiga hari.

“Namun kini saya pilih tiap hari membeli 1- 1,5 kg. Kalau kurang nanti membeli lagi pada pedagang keliling,” katanya. Waskita 

Exit mobile version