SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda Kota Solo, Rabu (3/1/2024) ternyata menimbulkan akibat yang luar biasa.
Pepohonan besar bertumbangan di sejumlah titik, dan salah satunya bahkan sempat menghambat perjalanan Kereta Api (KA) Batara Kresna dari Wonogiri menuju Solo.
Perjalanan KA tersebut terhalang pohon tumbang di Jalan Mayor Sunaryo, Rabu (3/1/2024) siang. Sedianya, KA Batara Kresna dijadwalkan tiba di Stasiun Purwosari Solo pukul 13.45 WIB.
Namun karena pohon tumbang menutupi rel di Jalan Mayor Sunaryo, perjalanan KA Batara Kresna terlambat beberapa saat, sambil menunggu selesainya evakuasi pohon tumbang.
Manager Humas Daop VI Krisbiyantoro mengatakan, perjalanan KA Batara Kresna terganggu dengan adanya pohon tumbang di Jalan Mayor Sunaryo.
Dijelaskan, selama berlangsungnya evakuasi pohon tumbang berlangsung, KA Batara Kresna tertahan di Stasiun Kota, Sangkrah, Solo.
“KA Batara Kresna tertahan di Stasiun Kota, Sangkrah. Karena saat ini masih proses pembebasan jalur KA, dibantu dari Pol PP, BPBD dan relawan SAR,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pohon besar tumbang di beberapa titik di Kota Solo setelah hujan lebat disertai angkn kencang yang terjadi Rabu (3/1/2024) siang.
Beberapa titik pohon tumbang di antaranya di depan SMAN 6 Solo, depan RS DKT, depan Hotel Grand HAP, Sriwedari bagian selatan dan lainnya. Salah satu pedagang kaki lima, Yus (56), di sekitar Jalan Mayor Sunaryo mengatakan, hukan lebat terjadi mulai sekitar pukul 13.00 WIB.
“Tadi siang sebelum jam 1 siang, waktu masih angin kencang itu tumbang,” bebernya.
Langkah Antisipasi
Terkait dengan insiden tersebut, Wakil Walikota Solo, Teguh Prakosa meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mendata mana saja pohon-pohon besar yang ada di jalan-jalan protokol.
Mulai dari Sajiman, Slamet Riyadi, Yosodipuro, Veteran, Juanda, Adi Sucipto, hingga Ronggo Warsito. Untuk mengantisipasi pohon tumbang ke depannya saat memasuki musim penghujan.
Setelah didapatkan data, Teguh berharap pohon-pohon besar tersebut dapat dirapikan. Sesuai dengan besarnya pohon, besarnya batang yang melebar, kemudian ketinggian.
“Otomatis kalau itu dikurangi ketinggian kemudian dikurangi batangnya. Otomatis kekuatan itu akan tumbuh batang baru lebih muda lagi, itu resikonya kecil,” katanya ditemui saat meninjau pohon tumbang di samping Gedung Djoeang Solo, Rabu (3/1/2024).
Soal usulan DLH yang mengajukan pohon-pohon tua di Solo agar ditebang, Teguh tidak memperbolehkan karena merasa belum diperlukan.
“Kalau mau ditebang, kita harus meletakkan pohon dulu yang kira-kira ukurannya paling tidak sepupu gajah. Sampai hidup, baru itu yang besar ditebang boleh. Kalau diganti dengan pohon ukuran sejari, la ngapain. Saya kira tidak perlu direbahkan dulu,” terangnya.
Teguh lalu menyarankan agar pohon-pohon tua tersebut dilakukan perawatan dan dikurangi bebannya.
“Nanti kepanasan bentar ndak apa-apa, daripada nanam baru. Ini, tiga empat bulan sudah kembali rimbun lagi. Saya ingin ke depan DLH mendata mana pohon-pohon besar, jalan-jalan protokol,” tandasnya. Prihatsari | Ando