Beranda Daerah Solo Hasil Quick Count Paslon 02 Unggul di Solo, Pengamat: Ada Perubahan Perilaku...

Hasil Quick Count Paslon 02 Unggul di Solo, Pengamat: Ada Perubahan Perilaku Pemilih

Hasil Quick Count dari Bawaslu Solo, Kamis, (15/02) pukul 12.58 WIB. Kalau di dalam negeri pasangan Prabowo-Gibran unggul jauh dari 2 lawannya, namun di luar negeri pasangan Ganjar-Mahfud justru moncer | Foto: Ando

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pakar Hukum Tata Negara UNS Surakarta, Agus Riewanto mengatakan ada perubahan perilaku pemilih pada pemilu 2024 saat ini.

Menurutnya, meski PDI Perjuangan (PDIP) kalah di pilihan presiden (Pilpres), namun dalam Pemilu  legislatif, PDIP tetap menjadi pemenang.

“Pilpres mereka memilih 02 bukan calon yang diusung PDIP, Ganjar. Itu artinya ada perilaku pemilih kita yang berubah. Kalau kita lihat di pemilu 2014 dan 2019, perilaku pemilihnya normal,” katanya saat dihubungi Kamis (15/2/2024).

Pada saat 2014 dan 2019, Agus kemudian menjelaskan, ada sebuah teori yang bernama cotel efek, yang memiliki arti aspek ekor jas.

“Partai yang mencalonkan presiden tertentu, dia otomatis partai itu pemenang. Ini ada perilaku pemilih yang berubah di 2024, itu bacaan saya,” terangnya.

Agus menambahkan, jika dahulu memilih partai otomatis memilih calon yang diusung partai. Sekarang sudah tidak lagi.

Baca Juga :  Konferda PDIP Jateng di Jakarta Ditunda Mendadak Hingga Batas Waktu yang Belum Ditentukan

“Sekarang sudah berubah perilaku pemilihnya jadi logis. Kalau tetep milih partainya, tapi capresnya ga milih partai yang sama. Logikanya kalau PDIP menang Ganjar menang kan gitu,” paparnya.

Sementara itu ditambahkannya, Gerindra sebagai partai pemenang capres, justru sekarang tidak menjadi pemenang Pemilu.

“Itu kan aneh itu? Ada 2 kemungkinan, salah memilih calon sehingga orang ga suka pada Ganjar. Tapi suka pada PDIP sehingga begitu datang di TPS yang dipilih PDIP tapi Ganjar ga dipilih,” ujarnya.

Faktor kedua menurut Agus, adalah faktor x dari paslon 02 sendiri yang menentukan kemenangan. Mengingat Gibran adalah anak presiden dan memiliki semua aspek infrastruktur politik yang mendukung.

Sekaligus, mempunyai ekonomi kuat, uang besar dan struktur kekuasaan yang juga kuat.

“Pemilih kekuasaan kita cenderung punya perilaku pekewuh (sungkan) dia walikota anak presiden. Tentu pekewuh (sungkan) gitu kira-kira. Sehingga tokoh-tokoh yang punya pengaruh itu meretaskan pikiran itu kepada pemilihnya untuk mengikuti itu,” pungkasnya. Ando

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.